Definisi Kata
Untuk itu marilah kita mempelajari jenis-jenis kata dalam bahasa Indonesia. Menurut jenisnya, dalam bahasa Indonesia kata dapat dibedakan menjadi sepuluh jenis, yaitu : Kata Kerja, Kata Benda, Kata Ganti, Kata Sifat, Kata Keterangan, Kata Sandang, Kata Bilangan, Kata Sambung, Kata Seru, Kata Depan.
Pengertian Pronomina
Kata ganti ( pronomina ) adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan.
Penggolongan Kata Ganti ( Pronomina )
- Kata ganti orang ( pronomina persona )
- Kata ganti empunya ( pronomina posesiva )
- Kata ganti petunjuk ( pronomina demonstrativa )
- Kata ganti penghubung ( pronomina relativa )
- Kata ganti penanya ( pronomina interogativa )
- Kata ganti tak tentu ( pronomina intermeinativa )
- Kata ganti orang ( pronomina persona ) terbagi menjadi :
- Kata ganti orang pertama ialah kata ganti untuk orang yang berbicara/si pembicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang pertama”.
Kata ganti orang 1 aku adalah kata ganti asli Bahasa Indonesia, sedangkan saya termasuk kata ganti orang pertama tidak asli. Kata ganti saya berasal dari kata sahaya atau hamba. Kata ganti kami merupakan kata ganti orang pertama jamak, sedangkan aku dan saya merupakan kata ganti orang pertama tunggal.
Contoh :
Tunggal : Aku / Saya
Jamak : Kami / Kita
- Kata ganti orang kedua ialah kata ganti untuk lawan bicara atau yang diajak berbicara, selanjutnya disebut “kata ganti orang kedua”.
Kata engkau dipergunakan terhadap orang kedua ( lawan bicara ) yang sederajat atau lebih rendah baik usia maupun kedudukannya. Dengan demikian, kedudukan engkau sama dengan aku.
Para pemakai bahasa sering mengganti engkau dengan kau dan kalian. Perlu diingat bahwa kalian bentuk kedua jamak sedangkan engkau bentuk kedua tunggal.
Contoh :
Tunggal : Engkau / Kau
Jamak : Kalian
Kata ganti orang ketiga ialah kata ganti untuk orang yang sedang dibicarakan atau yang menjadi bahan pembicaraan, selanjutnya disebut “kata ganti orang ketiga”.
Pada hakekatnya penggunaan ia dan dia dalam suatu kalimat yaitu sama. Namun dalam hal-hal tertentu dibedakan.
Tunggal : Ia / Dia
Jamak : Mereka
Baca Juga: Sinkronik adalah
Bentuk-Bentuk Pronomina Persona Bahasa Minangkabau
PP BMk dibedakan ke dalam PP I, PP II, dan PP III. Di antara pronomina itu ada yang mengacu ke jumlah satu dan ke jumlah lebih dari satu. Ada bentuk yang bersifat eksklusif, ada yang bersifat inklusif, dan ada yang bersifat netral.
Di antara pronomina itu, ada yang bentuk penuh dan bentuk singkat. PP bentuk penuh maksudnya pronomina tersebut dapat berdiri sendiri dan tidak terikat kepada bentuk lain. PP bentuk singkat maksudnya pronomina tersebut terikat kepada bentuk lain dan juga dapat berdiri sendiri. Bentuk singkat yang selalu terikat kepada bentuk lain dipakai secara proklitis dan enklitis. Bentuk singkat yang dapat berdiri sendiri tidak terikat kepada bentuk lain. Dengan kata lain, bentuk singkat yang dapat berdiri sendiri itu hampir menyerupai bentuk penuh.
PP I pada bagan di atas memiliki bentuk yang berbeda. Perbedaan bentuk di sini berguna untuk pemakaian dalam kehidupan sehari-hari.Di samping itu, ada satu bentuk PP I yang memiliki penekanan pada diri sendiri / refleksif. Bentuk tersebut adalah awakden. Bentuk awakden berasal dari awak + aden à ‘saya + saya =’ saya sendiri’. Jadi bentuk awakden berasal dari penambahan awak dan aden dengan lesapnya fonem vokal /a/ pada pronomina aden, contoh.
- Awakden taragak nak pulang ka ranah kampuang Tibarau (UM,95)
‘Saya sendiri rindu akan pulang ke kampung Tibarau’
- Andi awakden ka pai lai
‘Andi, saya sendiri akan pergi lagi’
Di samping PP I bentuk penuh dalam BMk ,terdapat PP I bentuk singkat. Bentuk singkat ini ada yang dapat berdiri sendiri dan ada yang terikat kepada bentuk lain dipakai secara proklitis dan enklitis, contoh,
- Waden indak katuju jo calon lakikau
‘saya tidak setuju dengan calon suamimu’
- 4. Indak takao dek den mambali baju tu.
‘ saya tidak sanggup membeli baju itu’.’
Bentuk waden berdiri sendiri dalam kalimat tidak terikat kepada bentuk lain. Artinya, bentuk waden tidak dipakai secara proklitis dan enklitis,. Akan tetapi, bentuk den dapat berdiri sendiri dan terikat kepada bentuk lain. Bentuk den yang dapat berdiri sendiri biasanya di dahului oleh preposisi; di, ka, dari pado, inggo, dan jo, sedangkan bentuk den yang terikat kepada bentuk lain dipakai secara proklitis dan enklitis.
Perbedaan PP I bentuk jamak inklusif kito dengan awak yaitu dari segi penggunaan. Maksudnya, PP I awak ‘kita’ digunakan apabila pembicara menjalin hubungan afektif atau keakraban khusus dengan lawan berbicara, sedangkan PP I kito ‘kita’ dalam penggunaannya tidaklah diperlukan keakraban khusus dengan lawan berbicara.
PP II pada bagan di atas terdiri dari empat bentuk penuh tunggal , lima bentuk singkat tunggal, dan dua bentuk jamak yang bersifat netral. Bentuk-bentuk tersebut apabila di tinjau dari segi makna dapat dikelompokan atas PP II yang bermakna laki-laki dan PP II yang bermakna perempuan. Bentuk PP II yang bermakna laki-laki yaitu; awakang, angku, waang, dan ang ‘kamu laki-laki’dan PP II yang bermakna perempuan yaitu; awakkau, wakau, akau, dan kau ‘kamu perempuan’.
Demikian pula PP III, terdiri dari empat bentuk penuh tunggal, satu bentuk singkat tunggal, dua bentuk penuh jamak, dan satu bentuk singkat jamak. Perbedaan bentuk PP III inyo dengan PP III anyo ‘dia’ yaitu dari segi penunjukkan. Bentuk inyo ‘dia’ dapat dipakai untuk menunjuk orang, binatang, dan benda lainnya, sedangkan bentuk anyo ‘dia’ hanya dipakai untuk menunjuk orang dan binatang. Begitu pula dengan bentuk PP III nyo ‘dia’ dapat berdiri sendiri dan terikat kepada bentuk lain. Bentuk nyo berdiri sendiri atau terpisah dengan bentuk lain apabila bermakna ‘dia’ dalam kalimat, contoh :
- Tibo-tibo indak malenggong dielonyo tali sarato jo berangnyo nyo jawab kato Puti Bungsu (CMD,37)
‘Tiba-tiba tidak menoleh ditariknya tali serta dengan marahnya dia menjawab perkataan Puti Bungsu’.
Bentuk –nyo ditulis terikat kepada bentuk lain biasanya dalam konstruksi posesif, contoh;
- Bukunyo alah dibalian dek amak cako pagi.
‘ Bukunya sudah dibelikan oleh ibu tadi pagi’.
Dari segi struktur, umumnya PP I, PP II, dan PP III bentuk penuh berdiri sendiri dalam kalimat, sedangkan bentuk singkatnya ada yang dapat berdiri sendiri dan terikat kepada bentuk lain yang dipakai secara proklitis dan enklitis. Bentuk singkat yang dapat berdiri sendiri sudah dianggap sebagai bentuk penuh.
Baca Juga: Huruf Miring
Berdasarkan distribusi sintaksisnya, bentuk singkat terikat PP BMk dibedakan atas bentuk lekat kiri dan bentuk lekat kanan. Bentuk singkat PP BMk lekat kiri berupa PP I dan PP II. Bentuk lekat kiri ini terdapat dalam rangkaian verba pengisi gatra konstituen pelaku, dengan kaidah PPI ts/PP II ts + V, contoh;
- Angambiak pulo lamang tu.
‘ Kamu (lk) ambil pula leman itu’.
- Ati kaulapehan ayam di kandang?.
‘ Ati kamu(pr) lepaskan ayam di kandang ?’
Di samping bentuk lekat kiri, PP BMK juga memiliki bentuk lekat kanan. Bentuk lekat kanan ini ditemukan dalam konstruksi posesif , menyatakan objek tindakan, dan mengisi konstituen pelaku, contoh,
- Uwaiden sakik paruik.
‘Ibuku sakit perut’.
- Urang tu macarinyo kapatang.
‘Orang itu mencarinya kemaren’.
- Dipangkunyo urang tu di muko urang rami.
‘ Dipeluknya orang itu di depan orang ramai’.
Baca Juga: Konjungsi Koordinatif
Dari contoh data (9-11) bentuk PP lekat kanan untuk konstruksi posesif dapat berupa PP I, PP II, dan PP III. Bentuk lekat kanan yang menyatakan objek tindakan dan yang mengisi konstituen pelaku berupa PP III. Dengan demikian, kaidah untuk bentuk singkat lekat kanan PP BMk adalah sebagai berikut;
N + PP Its/ PP II ts / PP III ts/jmkà konstruksi posesif
ma- + V + PP III à menyatakan objek tindakan
di- + V + PP III à mengisi gatra konstituen pelaku
Struktur Fungsional Pronomina Persona Bahasa Minangkabau
Fungsional adalah pendekatan linguistik yang memperlakukan fungsi sebagai konsep utama (Kridalaksan, 1993 : 61). Fungsi yang dimaksud di sini ialah fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis itu terdiri atas unsur-unsur subjek, predikat, objek ,pelengkap, dan keterangan (SPOPel Ket). Susunan fungsi-fungsi itu tidak selalu berurutan dalam kalimat. Artinya ada sebuah kalimat yang terdiri dari dua fungsi dan ada kalimat yang terdiri lebih dari dua fungsi.
Berdasarkan penelitian di lapangan dan pengamatan terhadap data yang dikumpulkan diketahui bahwa PP BMk dapat berfungsi sebagai pengisi fungsi SPOKet, sedangkan fungsi Pel tidak ditemukan dalam PP BMk. Berikut ini akan dideskripsikan fungsi sintaksis yang dapat diisi oleh PP BMk tersebut.
Baca Juga: Kata Tugas adalah
Kata ganti empunya ( pronomina posesiva )
Kata ganti empunya ialah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai pemilik. Kata ganti empunya selalu menyatakan kepunyaan/pemilik.
Macam-macam kata ganti empunya :
- Kata ganti orang pertama tunggal / jamak
Contoh :
Tunggal : ku → bukuku
Jamak : kami → rumah kami
- Kata ganti orang kedua tunggal / jamak
Contoh :
Tunggal : bapak, adik, paman, saudara, dll
Jamak : ibu-ibu, saudara-saudara, dll
- Kata ganti orang ketiga tunggal / jamak
Contoh :
Tunggal : nya → bukunya
Jamak : mereka → buku mereka
Kata ganti penunjuk ( pronomina demonstrativa )
Kata ganti penunjuk ialah segala kata yang menunjukkan letak suatu benda atau yang dibendakan.
- Macam-macam kata ganti penunjuk :
Pembagian kata ganti penunjuk didasarkan pada letak / tempat benda.
- Menunjuk letak di tempat si pembicara dengan menggunakan kata ini.
- Menunjuk letak di tempat lawan bicara dengan menggunakan kata itu.
Contoh : Sana disana kesana
Sini disini kesini
Situ disitu kesitu
Baca Juga:Contoh Pidato Tentang Kenakalan Remaja
Kata ganti penghubung ( pronomina relativa )
Kata ganti penghubung ialah kata ganti yang merangkaikan kata benda dengan kata yang meneragkan kata benda tersebut.
Contoh :
Bunga merah → bunga yang merah
Bawang putih → bawang yang putih
Rumah kami → rumah tempat kami
Lemari es → lemari tempat es
Jadi kata ganti penghubungnya yang dan tempat.
Fungsi kata ganti penghubung yang :
- Menyatakan makna sebenarnya
- Menyatakan pengertian “untuk umum”
- Sebagai penunjuk
- Kata ganti penanya
- Sebagai kata sandang / pengganti
Kata ganti penanya ( pronomina interogativa )
Kata ganti penanya ialah kata ganti yang menyatakan tentang orang atau keadaan.
Macam-macam kata ganti penanya :
- Apa ( untuk menanyakan benda )
- Mana ( untuk menanyakan pilihan )
- Siapa ( untuk menanyakan orang )
Baca Juga:Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
- Kata ganti penanya apa
Untuk menanyakan macam / jenis benda
Contoh : Bola apa itu? ( Bola karet )
- Menanyakan wujud benda
Contoh : Ikan paus makan apa? ( Daging )
- Menanyakan alat
Contoh : Dengan apa kau pukul dia? ( Kayu )
- Menanyakan maksud / tujuan
Contoh : Untuk apa benang itu? ( Mengikat )
- Kata ganti penanya siapa
Untuk menanyakan orang atau sesuatu yang dianggap orang.
Contoh : Siapa yang datang itu ? ( Ali )
- Kata ganti penanya mana
- Kata ganti penanya untuk menanyakan pilihan orang atau barang.
Contoh : Yang mana kau beli ? ( Yang ini )
- Menanyakan asal
Contoh : Dari mana kalian ? ( Dari desa )
Kata ganti tak tentu ( pronomina indeterminatif )
Kata ganti tak tentu ialah kata-kata yang menggantikan atau menunjukkan tempat suatu benda / orang dalam keadaan tidak tentu atau umum.
Contoh :
Suatu saat pasti dia akan sadar
Salah satu boleh masuk, jangan semua
Tiap hari mereka berkumpul
Baca Juga:Teks Prosedur Kompleks
Demikian oenjelasan artikel diatas tentang Pengertian Pronomina semoga dapat bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendidikan.Co.Id