Imajinasi merupakan suatu gambaran (citra) yang dihasilkan oleh otak. Istilah ini secara teknis digunakan dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu obyek yang pertama kali diberikan persepsi akal. Imajinasi secara umum, adalah kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide-ide. Sejak penggunaan istilah ini bertentangan dengan orang-orang dari bahasa biasa, beberapa psikolog lebih menyebut proses ini sebagai “menggambarkan” atau “gambaran” atau sebagai reproduksi dengan imajinasi “produktif” atau “konstruktif”.
Gambaran citra dipahami sebagai sesuatu yang dapat dilihat oleh (mata pikiran). Salah satu hipotesis untuk evolusi imajinasi manusia adalah bahwa hal itu memungkinkan masing-masing menjadi sadar untuk memecahkan masalah (dan oleh karena itu meningkatkan kebugaran) dengan menggunakan jiwa simulasi individu.
Pengertian Ilusi
Ilusi adalah suatu ilusi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun-daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif.
Bentuk-Bentuk ilusi
Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu:
- Ilusi visual (penglihatan)
Ilusi visual didefinisikan sebagai hubungan yang terputus antara ilusi dan realitas fisik sebenarnya. Ketika kita mengalami ilusi visual, sepertinya kita melihat sesuatu yang berbeda dengan keadaan realitas fisik. Hal ini disebabkan adanya gambaran yang menyesatkan dan mengelabui (distorsi) pada penglihatan kita. Akibatnya, otak menerima informasi salah, dan memilusikan secara keliru sehingga gambaran yang terbentuk tidak sesuai dengan objek sebenarnya.
Contoh yang paling mudah sewaktu kita berkendaraan dan melihat benda-benda bergerak. Pepohonan atau tetumbuhan di tepi jalan sepertinya bergerak menjau atau Ilusi terjadi ketika anda melihat sebuah sendok dibengkokkan, sendok tersebut tidak benar – benar bengkok tetapi oleh sang magician kita di ilusikan sehingga melihat sendok tersebut menjadi bengkok.
- Ilusi akustik (pendengaran)
Ilusi Akustik (pendengaran) sebagai hubungan yang terputus antara ilusi pendengaran dan realitas pendengaran yang sebenarnya Misalnya, ilusi pendengaran dapat terjadi ketika seseorang mendengar kata-kata dalam percakapan yang menyerupai nama mereka sendiri dan mereka percaya bahwa mereka sedang berbicara tentang dirinya. Pada saat itu sulit untuk memastikan bahwa seseorang menggambarkan ilusi atau apakah ia benar-benar mendengar suara-suara halusinasi berbicara tentang dirinya dan menghubungkan mereka kepada orang-orang yang nyata di lingkungannya.
- Ilusi olfaktorik (pembauan)
Ilusi Olfaktorik adalah pembauan yaang berbeda dengan kenyataan bau yang sebenarnya.
Contoh : ketika anda mencium bau minyak wangi tapi yang anda rasakan bukan bau wangi tapi bau tinja.
- Ilusi gustatorik (pengecapan)
Ilusi gustatorik adalah pengecapan yang dirasakan berbeda dengan yang sesungguhnya.
Contoh : Ketika anda mengecap garam yang dirasakan manis bukan asin.
- Ilusi taktil (perabaan)
Ilusi taktil adalah ilusi ketika merasakan rabaan sesuatu berbeda dengan yang sebenarnya.
Contoh : ketika tangan anda di letakan semut tapi anda merasa bahwa itu bukan semut melainkan laba laba.
Faktor yang Mempengaruhi Ilusi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya ilusi, yaitu :
- Faktor kealama
Kesalahan ilusi terjadi karena fakrot alam, misalnya illusi echo (gema), illusi kaca.
- Faktor stimulus
- Stimulus yang memiliki makna ambigu, memberi peluang terjadinya ilusi ganda.
- Stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang memberikan impresi secara total.
- Faktor individu
Ini dapat disebabkan karena adanya kebiasaan dan juga kesiapan psikologis dari individu.
Jenis-Jenis Ilusi
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis ilusi, terdiri atas:
1. Ilusi Fisiologis
Seperti afterimages atau kesan sebuah gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau melihat pola gambar tertentu dalam waktu yang lama. Hal ini dianggap sebagai efek yang terjadi pada mata atau otak setelah menerima rangsangan tertentu atau rangsangan yang cukup berlebihan.
2. Ilusi Kognitif
Ilusi kognitif diasumsikan terjadi karena pikiran asumsi untuk sesuatu di luar. Secara umum, ilusi kognitif dibagi menjadi ilusi ambigu, ilusi distorsi, paradoks dan ilusi ilusi fiksi.
- Ilusi ambigu, merupakan gambar atau objek yang dapat di ditafsirkan secara berbeda.
Contohnya adalah : kubus Necker dan vas Rubin.
- Ilusi distorsi, ada distorsi ukuran, panjang atau sifat kurva (lengkung lurus).
Contohnya adalah: ilusi dinding kafe dan ilusi Mueller -Lyer.
- Ilusi paradoks, disebabkan oleh benda yang paradoks atau tidak mungkin, misalnya, segitiga Penrose atau ‘tangga yang mustahil’, seperti yang ditunjukkan dalam seni grafis MC Escher, berjudul “Up and Down” dan “Niagara”.
- Ilusi fiksi, didefinisikan sebagai persepsi objek yang sama sekali berbeda bagi seseorang tetapi tidak untuk orang lain, seperti yang disebabkan oleh skizofrenia atau halusinogen. Hal ini lebih tepat disebut sebagai halusinasi.
3. Imajinasi dan Realita
Kadang-kadang persepsi sering salah dalam memahami makna imajinasi. Pada kenyataannya, imajinasi adalah rasa kerja dalam mengembangkan ide yang lebih luas dari apa yang telah dilihat, didengar, dan dirasakan. Dengan imajinasi, manusia dapat mengembangkan sesuatu dari kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam pikiran. Dia bisa mengembangkan sesuatu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam pikirannya. Untuk tujuan mengembangkan hal yang lebih berharga dalam bentuk benda, atau hanya berpikir yang datang ke pikiran. Alfan Arrasuli (2001).
Istilah Imajinasi Dalam mengerjakan fisika adalah untuk berpikir secara abstrak apa yang telah ditulis dan tersirat. Imajinasi adalah gambaran dan visualisasi otak dalam bentuk gambar, suara, dan rasa. (St. Gentlefolk (2013).
Manusia di perjalanan hidup selalu penuh dengan rasa ingin tahu tentang realitas berurusan dengan diri mereka sendiri dan alam, karena itu apa pun di yang sudah saksikannya selalu memotivasi dia untuk belajar lebih banyak dan lebih dalam, pada tingkat ini kinerja pikiran manusia mulai mulai bergerak ke arah itu lebih memahami sifat realitas wajud, kesaksian dan pengamatan awal alami untuk menjadi imajinatif. Tapi untuk sampai pada gerakan imajinasi run tepat dan benar tentu harus didukung oleh prinsip-prinsip alasan.
Daftar Pustaka:
- Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
- Atkinson, Rita L. 1992. Pengantar Psikologi. Batam: Interaksara.
Demikianlah pembahasan mengenai Ilusi adalah – Pengertian, Bentuk, Faktor, Jenis dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.