Pengertian Nomina (Kata Benda)
Nomina adalah semua kata yang dibendakan. Dalam Bahasa Indonesia, makna dari nomina itu sendiri bisa dilihat dari dua sudut pandang, yakni makna secara semantik, serta makna secara sintaksis. Secara semantik, nomina merupakan kata yang sebenarnya mengacu pada benda, manusia, nama, atau hal-hal lain yang kemudian dibendakan. Adapun makna nomina dari sudut pandang sintaksis yakni berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap yang predikatnya verba.
Kata benda adalah kata yang menyatakan nama atau sesuatu yang dianggap benda. Nomina memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Nomina tidak dapat didahului atau bergabung dengan kata tidak
- Nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap dalam kalimat yang berpredikat verba.
- Nomina lazimnya dapat diikuti oleh kata sifat atau adjektiva.
Ciri-Ciri Kata Benda:
-
Kata tersebut terbentuk dari imbuhan : ke-, pe-, ke-an, pe-an, per-an, -an dan –nya.
-
Kata-kata tersebut dapat diperluas dengan menambahkan kata yang + kata sifat.
-
Menduduki posisi subjek, objek, atau pelengkap dalam kalimat yang predikatnya verba.
-
Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.
-
Umumnya dapat diikuti oleh adjektiva, baik secara langsung maupun diantarai oleh kata yang.
-
Berawalan pe-, seperti pemuda, pemenang, dan penyair.
-
Berakhiran –an, seperti bendungan, bantuan dan asuhan.
-
Berakhiran –nya, seperti besarnya, naiknya, dan jauhnya.
-
Berimbuhan gabung pe-an, seperti pembangunan, pengembangan, dan pelebaran.
-
Berimbuhan gabungan per – an, seperti pertemuan, pertambangan dan persatuan.
-
Berimbuhan gabung ke-an, seperti keadilan, kebijaksanaan dan kekayaan.
-
Kata yang diikuti dengan frase “yang” …. atau “ yang sangat” misalnya : jalan (yang bagus), pemuda (yang sangat rajin).
Nomina mempunyai ciri-ciri dan contohnya sebagai berikut :
- Dalam kalimat yang predikatnya verba, nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap.
Contoh:
- Pemerintah Kabupaten Klaten membangun jembatan. Kata Pemerintah Kabupaten dan jembatan menduduki fungsi subjek dan objek berupa nomina.
- Paman Husein mencarikan kakak pekerjaan. Kata pekerjaan menduduki fungsi pelengkap dan berupa nomina.
- Talita membeli jambu air. Kata Talita dan jambu air menduduki fungsi subjek dan objek dan berupa nomina.
- Ayah membelikan aku buku cerita. Kata buku cerita menduduki fungsi pelengkap dan berupa nomina.
Baca Juga: Pronomina Adalah
- Nomina tidak dapat dijadikan bentuk ingkar dengan kata “tidak”. Kata pengingkar pada nomina adalah “bukan”
Contoh:
- Ikbal itu pelajar SMA
- kbal itu tidak pelajar SMA
- Ikbal itu bukan pelajar SMA
- Ibunya Pegawai Negeri Sipil
- Ibunya tidak pegawai negeri sipil
- Ibunya bukan pegawai negeri sipil
- Ayahku pedagang hasil bumi
- Ayahku tidak pedagang hasil bumi
- Ayahku bukan pedagang hasil bumi
- Nomina biasanya dapat diikuti oleh adjektiva baik secara langsung maupun dengan perantara “yang”.
Contoh:
- buku >> nomina >>
– dapat digabung dengan adjektiva buku tebal
– dapat disisipi kata “yang” buku yang tebal
- baju >> nomina >>
– dapat digabung dengan adjektiva baju indah
– dapat disisipi kaata yang. baju yang indah
- rumah >> nomina >>
– dapat digabung dengan adjektiva rumah mewah
– dapat disisipi kata yang. rumah yang mewah
- mobil >> nomina >>
– dapat digabung dengan adjektiva mobil rusak
– dapat disisipi kaata yang. mobil yang rusak
Baca Juga: Teks Prosedur Kompleks
- Mempunyai potensi untuk didahului dengan partikel dari.
Contoh:
- batu >> nomina >> dari batu
- kertas >> nomina >> dari kertas
- tepung >> nomina >> dari tepung
- besi >> nomina >> dari besi
- plastik >> nomina >> dari plastik
- Nomina juga dapat mengalami proses lain seperti proses reduplikasiataupun proses pemajemukan dengan kata lain. Misalnya:
Reduplikasi, misalnya: buku-buku, mobil-mobil, orang-orangan, kekanak-kanakan.
Kata majemuk, misalnya: bawah tanah, peran serta, tumpang tindih.
- Nomina dari segi perilaku semantisnya
Tiap kata mengandung fitur – fitur semantik yang secara universial melekat pada kata tersebut. Misal kata jeruk, mengandung fitur semantik yang mencakup warna , ukuran, berat, dan bentuk yang bundar.
- Nomina Dari Segi Perilaku Sintaktisnya
Nomina berfungsi sebagai inti atau poros frasa, nomina menduduki bagian utama, bila pewatas frasa nominal itu berada di muka, pewatas ini umumnya berupa numeralia atau kata tugas. Contoh :
- lima lembar
- seorang guru
- beberapa sopir
Baca Juga: Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
- Nomina juga digunakan dalam frasa preposisional, nomina bertindak sebagai poros yang didahului preposisi tertentu. Contoh :
- Di kantor
- Ke desa
- Dari markas
- Nomina tunggal maupun bentuk frasa, nomina menduduki posisi subyek, obyek, pelengkap, keterangan
Jenis-Jenis Nomina Beserta Contohnya
- Nomina konkret
Nomina konkret merupakan benda-benda yang terlihat, nyata, serta bentuknya bisa dideskripsikan oleh pancaindra seperti pensil, pulpen dll.
- Nomina khusus
Nomina khusus merupakan nomina yang digunakan untuk nama-nama benda tertentu secara khusus, seperti nama orang, nama kota, nama negara, dll.
- Nomina umum
Nomina umum merupakan nomina yang digunakan untuk kata benda yang bersifat umum seperti pelajar, desa dll.
- Nomina kolektif
Nomina kolektif merupakan nomina yang digunakan untuk kata benda yang mengandung arti kumpulan seperti hadirin, semua, dll.
- Nomina abstrak
Nomina abstrak merupakan nomina yang tidak bisa dilihat bentuknya serta tidak bisa dideskripsikan oleh pancaindra, sepertii cinta, kecewa, dll.
Baca Juga: Contoh Pidato Tentang Kenakalan Remaja
Nomina terbagi menjadi 4 macam bentuk, yaitu:
- Nomina dasar: perahu, meja, semangat, hari, tahun, paman,dll.
- Nomina turunan:
- Nomina berafiks.
Contoh: penjaga, kemampuan, perbuatan, dll.
- Nomina reduplikasi.
Contoh: gerak-gerik, rumah-rumah, buku-buku, dll.
- Nomina majemuk.
Contoh: rumah sakit, daya juang, tanah air.
Nomina berwujud (konkrit): Bandung, binatang.
Contoh Kata Benda Abstrak
Menurut Sunarni (2010:81) kategori gramatikal dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: kategori gramatikal yang berkolerasi dengan nomina terdiri dari : 1. Tei ‘takrif’ dan futei ‘tak takrif’, 2. Suu ‘jumlah’, 3. Sei ‘jenis’ dan kaku ‘kasus’ dan kategori gramatikal yang berkolerasi dengan verba terdiri dari : 1. Ninsho ‘persona’, 2. Taikyokusei ‘negasi’, 3. Jisei ‘’kala’, 4. Asupekuto ‘aspek’, 5. Hou ‘modalitas’ dan 6. Tai ‘voice’, 7. Ichi to shihai ‘persesuaian dan penguasaan.’
Baca Juga: Kata Tugas adalah
Kategori gramatikal yang berkolerasi dengan nomina, diantaranya:
- Takrif
Takrif adalah hal yang bersangkutan dengan nomia atau frase nomina yang refrennya atau acuannya telah ditentukan atau diaanggap sama- sama diketahu oleh pembicara dan pendengar dalam situasi komunikasi. Dapat disimpulkan yang ketakrifannya adalah persamaan konsep dari pembicara (penulis) dan mitra bicara ( pembaca) terhadap referannya.
- Jumlah
Kridalaksana (2008: 100) jumlah adalah kategori gramatikal yang membeda-bedakan jumlah titik, ada bahasa yang membedakan singularis, dualis ‘dua’, plularis; ada bahasa yang membedakan singularis, dualis, trialis ‘3’ dan pluralis. Jumlah biasanya ditandakan pada nomina, verbal, pronomina, atau atribut.
- Jenis atau gender
Kridalaksana (2008; 99) jenis atau gender adalah, klasifikasi kata yang kadang-kandang bersangkutan dengan kelamin, kada-kadang tidak. Jenis ini diungkapkan secara gramatikal pada bentuk nomina, pronomina, dan ajektiva.
- Kasus
Kridalaksana (2008; 108-110) kasus adalah kategori gramatikal dari nomina, frase nominal, pronomina, atau ajektiva yang memperlihatkan hubungannya dengan kata lain dalam konstruksi sintaksis. Yang dimaksud dengan kata lain adalah verba, dalam sebuah kalimat yang memiliki valensi atau hubungan yang bersumber dari verba dapat dilihat dalam wujud peran.
Baca Juga: Konjungsi Koordinatif
Peran secara semantis dapat berupa agentif, objektif benefaktiv dll. Lebih sederhannya, kasus dapat dikatakan bahwa nomina melakukan apa yang dinyatakan dengan verba dan apa akibat dari hasil perbuatan nomina tersebut. Adanya hubungan antara nomina dan verba tersebut berhubungan pula pada partikelnya, partikel iini disebut partikel kasus.
Menurut kridalaksana kasus dalam bahasa Indonesia terdapat 27 kasus, yaitu sebagai berikut :
-
Kasus Abesif, kasus yang menandai makna ‘tiada, tanpa’ pada nomina atau sejenisnya
-
Kasus Ablatif, kasus yang menandai makna gerak dari, cara atau tempat pada nomina atau yang sejenisnya.
-
Kasus Absolutif (bahasa ergatif),
-
Kasus Adesif, kasus yang menadai makna “tempat pada, dengan, danseterusnya.” Pada nomina atau yang sejenisnya.
-
Kasus Akusatif, kasus yang menandai nomina atau yang sejenisnya sebagai objek langsung yang berperan penderita atau sasaran.
-
Kasus Alatif, kasus yang menandai makna ‘gerak kearah’ pada nomina atau yang sejenisnya.
-
Kasus Datif, kasus yang menandai bahwa nomina adalah penerima suatu perbuatan atau objek tak langsung.
-
Kasus Elatif, kasus yang menadai makan ‘dari’ pada nomina atau sejsenisnya.
-
Kasus Ergatif, bentuk kasus dari subjek atau pelaku verba transitif dalam bahsa-bahasa tertentu, seperti Bahasa Baska, Hindi, dansebagainya. Dalam bahasa ini subjek verba intransitif mempunyai bentuk kasus yang sama dengan objek atau penderita verba transitif (dalam bahas bukan ergatif, subjek verba intransitif dan subjek verba tarnsitif berkasus nominatif, sedangkan objek verba transitif berkasus akusatif).
-
Kasus Esif, kasus yang menandai makna “keadaan yang terus menerus” pada nomina atau yang sejenisnya.
-
Kasus Genitif, kasus yang menandai maksa ‘milik’ pada nomina atau yang sejenisnya.
-
Kasus Ilatif, kasus yang menandai makna ‘tempat ke’ pada nomina atau yang sejenisnya.
-
Kasus Inesif, kasus yang menandai makna ‘dalam’ pada nomina atau sejenisnya.
-
Kasus Instruktif, kasus yang menandai makna ‘sebagai alat’ pada nomian atau sejenisnya.
-
Kasus Instrumental, (kasus instruktif)
-
Kasus Komitatif, kasus yang menadai makna ‘menyertai,dengana’ pada nomina atau sejenisnya.
-
Kasus Lokatif, kasus yang menandai makan ‘tempat’ pada nomina atau sejenisnya.
-
Kasus Lurus, istilah umum untuk kasus nominatif dan votatif.
-
Kasus Miring, istilah umum untuk kasus-kasua, selain kasus nominatif dan vokatif.
-
Kasus Nominatif, kasus yang menadai nomina atau sejenisnya sebagai subjek.
-
Kasus Obyektif, istilah untuk bentuk kasus miring (nonnominatif), dipertentangkan dengan kasus subjektif.
-
Kasus Partitif, kasus yang menandai makna ‘bagian dari’ pada nomina atau sejenisnya.
-
Kasus Penderita, kasus yang menggambarkan yang dialami oleh perbuatan atau keadaaan psikologis yang di ungkapkan oleh verba.
-
Kasus Prolatif, kasus yang menandai makna ‘gerak sepanjang’ pada atau sejenisnya.
-
Kasus Translatif, kasus yang menadai ‘perubahan keadaan’ pada nomina ataua sejenisnya.
-
Kasus Tujuan, hubungan kasus yang menandai obyek atau keadaan ( tujuan) sebagai akibat perbuatan atau keadaan yang dinyatak oleh verba.
-
Kasus Vokatif, bentuk kasus dalam bahasa inflektif untuk menandai orang atau benda yang diajak bicara.
Baca Juga: Huruf Miring
Berdasarkan bentuk, fungsi dan makna satuan linguistik dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu 1. Kategori leksikal: kelompok satuan bahasa yang dinyatakan dengan morfem bebas, dan 2. Kategori gramatikal dinyatakan dengan morfem terikat.
Jenis kata merupakan klasifikasi kata berdasarkan pada tataran gramatika. Untuk mengklasifikasikannya perlu ditentukan kriteria/parameter. Parameter tersebut dapat beragam bergantung pada pemahaman seseorang terhadap kaidah gramatika suatu bahasa atau kesadaran seseorang terhadap rasa bahasanya. Oleh sebab itu, terdapat klasifikasi kata yang bervariatif.
Demikian penjelasan artikel terkait tentang Nomina Adalah semoga dapt bermanfaat bagi pembaca setia DosenPendikan.Co.Id