Jaringan Hewan

Pengertian Jaringan Hewan

Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain, selain itu sel dapat juga dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai ribuan molekul (Saktiono,1989).

Sel-sel penyusun jaringan pada hewan lebih banyak dan kompleks, jaringan hewan terdiri dari sel-sel dengan membran halus, dan jaringan digenangi dengan larutan yang mengandung NaCl. Jaringan pada hewan dibagi menjadi empat jaringan utama yaitu, jaringan epitelium, jaringan ikat atau jaringan penyambung, jaringan otot dan jaringan saraf (Brotowijoyo,1994).

Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik.

Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel dalam satu koordinasi (Campbell ,1999).


Ilmu yang mempelajari jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya.


Pada saat perkembangan embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi (dengan proses yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (Pearce,1983).


Sel-sel yang dibentuk dan fungsinya sama kemudian berkelompok menjadi satu kesatuan yang membentuk suatu jaringan. Secara umum tubuh hewan terdiri dari 4 jaringan yaitu :


Struktur Jaringan Hewan

Berikut ini terdapat beberapa struktur jaringan hewan, antara lain:


  • 1. Jaringan Epitel

Jaringan epitelium adalah jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh organisme multicelluler, baik permukaan luar maupun permukaan dalam, misalnya pada: permukaan mulut, kerongkongan, lambung, usus, paru-paru yang sesungguhnya ada hubungannya dengan permukaan luar.


Permukaan-permukaan dalam yang lain, misalnya pada pembuluh-pembuluh darah dan rongga-rongga tubuh, yang meskipun tidak berhubungan dengan permukaan luar, juga dilapisi oleh epitelium (Radiopoetro, 1990).


Jaringan epitelium (epithelial tissue) terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan rapat. Sel-sel epitelium menyatu dengan erat, dengan sedikit bahan diantara sel-sel tersebut.


Pengemasan secara ketat ini memungkinkan epitelium berfungsi sebagai suatu rintangan yang melindungi sel dari kerusakan mekanis, serangan mikroorganisme yang menyusup masuk, dan kehilangan cairan (Campbell, 1999).


Dua kriteria yang menjadi dasar pengelompokan epitelium adalah jumlah lapisan sel dan bentuk-bentuk sel pada permukaan bebasnya. Bentuk-bentuk sel yang berada pada permukaan bebas epitelium itu dapat berupa kuboidal (seperti dadu), kolumnar ( seperti bata yang dijejer berdiri), atau skuamosa (datar seperti tegel lantai).


Dari penggabungan ciri-ciri bentuk sel dan jumlah lapisan, kita mendapatkan istilah epitelium kuboidal sederhana dan epitelum skuamosa berlapis.


1.1 Jenis-Jenis Jaringan Epitel

Berdasarkan struktur sel dan jumlah lapisan sel, jaringan epitel dibedakan menjadi beberapa macam. Berikut tabel perbedaannya.

No. Jenis jaringan epitel Letak Gambar skematis
1. Pipih selapis Pembuluh limfa, endotel, kapsula glomerulus, alveoli, peritonium, pleura, perikardium =» jantung dan paru-paru Pipih selapis

2. Pipih berlapis Epidermis, vagina, mulut, esofagus, saluran anus, ujung uretra Pipih berlapis
3. Slindris selapis Lambung, usus, kelenjar pencernaan, kantong empedu, saltran uterus, uterus, rongga hidung Slindris selapis
4. Silindris berlapis Saluran kelenjar ludah, saluran kelenjar susu, uretra, laring, faring, langit-langit mulut, saluran reproduksi, rongga hidung, saluran pernapasan, saluran ekskresi yang besar, esofagus Silindris berlapis
5. Kubus selapis Tubula ginjal, saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, permukaan ovari, permukaan dalam lensa mata, sel-sel berpigmen dari retina Kubus selapis
6. Kubus berlapis Kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar tiroid, ovarium, zakar, kelenjar susu, kelenjar ludah, pangkal esofagus Kubus berlapis
7. Transisional Saluran kencing, kandung kemih, ureter, ginjal. Transisional

Selain melindungi organ-organ yang dilapisinya, beberapa macam epitelium dapat menyerap atau mensekresikan larutan kimia. Misalnya sel-sel epitelium yang melapisi lumen (rongga) saluran pencernaan dan pernapasan membentuk suatu membran mukosa. Sel-sel itu mensekresikan larutan encer, yang disebut mukus, yang melicinkan atau melumasi permukaan saluran dan menjaganya tetap lembab (Campbell, 1999).


Membran mukosa yang melapisi usus halus juga mensekresikan enzim-enzim pencernaan dan menyerap nutiren. Permukaan epitelium yang bebas pada membran mukosa memiliki silia yang berdenyut yang menggerakkan lapisan tipis mukosa disepanjang permukaan itu. Misalnya, epitelium bersilia pada saluran pernapasan kita, membantu menjaga paru-paru kita tetap bersih dengan cara menjerat debu dan partikel lain dan menyapu mereka kembali ke atas trakea (Campbell, 1999).


  • 2. Jaringan Ikat

Jaringan ikat merupakan jaringan yang paling banyak terdapat di dalam tubuh hewan dan manusia. Secara umum berbagai macam jaringan ikat tersusun atas dua bagian, yaitu:


Matriks (bahan dasar) adalah komponen interseluler pada jaringan ikat dan serabut atau serat-serat. Matriks merupakan materi dasar tempat sesuatu melekat. Bahan dasar penyusun matriks adalah mukopoli-sakarida sulfat dan asam hialuronat.


2.1 Jenis dan Ciri Jaringan Ikat

Dilihat dari serat yang dimiliki, jaringan ikat dibedakan menjadi bermacam-macam. Berikut tabel perbedaannya:

No. Jenis serat Ciri-ciri
1. Kolagen Berupa berkas beraneka ragam yang berwarna putih. Serat kolagen mempunyai daya regang yang tinggi dengan elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
2. Elastin Berwarna kuning dan lebh tipis daripada serat kolagen. Serat elastin mempunyai elastisitas yang tinggi. Serat elastim terdapat antara lain dalam pembuluh darah dan ligamen.
3. Retikuler Hampir sama dengan serat kolagen, akan tetapi berukuran lebih kecil. Serta retikuler berperan penting dalam menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, khususnya membran antara jaringan epitelium dan jaringan ikat.

2.2 Sel-sel penyusun jaringan ikat

Berbagai sel menyusun jaringan ikat. Berikut disajikan tabelnya.

No. Jenis sel Ciri-ciri
1. Fibroblas Fibroblas merupakan sel besar, bercabang-cabang yang dari samping berbentuk seperti gelendong. Cabang-cabangnya langsing. Inti lonjong atau memanjang dan kromatin halus. Berfungsi untuk mensekresikan protein.
2. Sel lemak Ada dua jenis sel lemak yakni sel unilokular yaitu mengandung satu unit sel lemak dan ukurannya besar dan membentuk jaringan lemak putih. Sedangkan sel lemak yang dibentuk oleh banyak unit lemak namun ukurannya kecil disebut multilokular dan membentuk jaringan lemak coklat. Penyebaran lemak putih lebih banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel lemak putih berbentuk bulat atau polihedral dengan diameter 120 ųm. Sel lemak coklat berbentuk poligonal. Berfungsi untuk menyimpan lemak.
3. Sel plasma Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi untuk meghasilkan antibody untuk melawan pathogen berupa bakteri, virus atau protozoa
4. Makrofag Makrofag kebanyakan ditemukan pada daerah yang kaya pembuluh darah. Bentuk sel tidak beraturan dan cabang-cabangnya pendek. Bila dirangsang, dapat melakukan gerakan amuboid dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala arah. Merupakan tipe sel pengembara. Inti berbentuk lonjong , kadang-kadang berlekuk, lebih kecil dari inti fibroblas. Sitoplasma berwarna gelap. Sel ini mempunyai kemampuan menelan. Makrofag berperan untuk pertahanan tubuh karena dapat bergerak dan berdaya fagositosis. Juga berperan dalam reaksi imunologis. Makrofag menghasilkan sejumlah substansi penting seperti, lisozim, elastase, kolagenase, dan interferon.
5. Sel tiang (Mast cell) Berfungsi untuk meningkatkan permiabilitas pembuluh darah dan berfungsi untuk heparin dan histamine

2.3 Struktur dan Fungsi Jaringan Ikat

Setiap jaringan ikat memiliki ciri struktur dan fungsi. Berikut disajikan tabelnya.

No. Nama jaringan Struktur (ciri matriks dan sel) Fungsi
1. Jaringan ikat longgar Sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. 1) Memberi  bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, hati, sumsum tulang.2) Menyokong, mengelilingi dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya:

§     Menyelubungi serat otot

§     Melekatkan jarngan di bawah kulit

§     Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut

§     Membentuk membran yang disebut mesentris yang berfungsi menempatkan organ pada posisi yang tepat.

2. Jaringan ikat padat Susunan serat-seratnya yang padat dan hanyaa memiliki sedikt bahan dasar dan sedkit sel jaringan ikat. Menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh.
3. Jaringan lemak Tersusun dari sel-sel lemak yang tidak membentuk serat-serat nterseluler/ matriks. Jaringan lemak berasal dari sel-sel mesenkim. Sebagai cadangan energi dan makanan, penjaga kestabilan tubuh (panas) dan bantalan untuk melindungi organ-organ secara mekanis dari benturan (proteksi mekanis).
4. Jaringan tulang rawan Bersifat kuat dan lentur karena memiliki serta kolagen dan kondrin. Menyokong kerangka tubuh. Dan untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa.
§   Tulang rawan hialin Matriksnya bening kebiruan dan memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat. Memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas. Membentuk sebagian rangka embriosional.
§   Tulang rawan elastis Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala. Memberikan daya lentur dan menyokong jaringan
§   Tulang rawan fibroblas Matriksnya berwarna gelap dan keruh dengan serabut kolagen yang kasar dan tidak teratur dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras. Memberikan proteksi dan penyokong jaringan.
5. Jaringan tulang Matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral terutama garam kalsium (kapur) yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan. Melindungi alat-alat tubuh (organ-organ dalam), sebagai penyokong tubuh, alat gerak dan tempat melekatnya otot kerangka.
6. Jaringan darah Jaringan kat terspesialisasi yang dibentuk dari sel-sel bebas dan suatu matrik cair (plasma). Berperan mengangkut sari-sari makanan, hormon, oksigen zat sisa hasil metabolisme, antibodi dan lain-lain, melawan benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh, membekukan darah dan mencegah infeksi.

  • 3. Jaringan Otot

Jaringan otot, terdiri atas sel-sel panjang yang disebut serabut otot yang mampu berkontraksi ketika diransang oleh impuls saraf. Tersusun dalam susunan partikel didalam sitoplasma, serabut otot adalah sejumlah besar mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aktin dan miosin.


Otot adalah jaringan yang paling banyak terdapat pada sebagian besar hewan, dan kontraksi otot merupakan bagian besar dari kerja seluler yang memerlukan energi dalam suatu hewan yang aktif.


3.1 Jenis-Jenis Jaringan Otot

Ada tiga jenis otot yaitu :


  • Otot Lurik

Otot lurik atau otot rangka adalah sejenis otot yang menempel pada rangka tubuh dan digunakan untuk pergerakan. Otot ini mempunyai pigmen mioglobin dan mendominasi tubuh vertebrata.


Otot ini disebut lurik, karena pada otot ini tampak daerah gelap (miosin) dan terang (aktin) yang berselang seling. Disebut juga otot rangka, karena melekat di rangka dan juga otot sadar, karena bekerja di bawah kesadaran (volunter).


Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris, memanjang dan berinti sel banyak (multinuklei), bergerak dalam waktu cepat, dan cepat lelah (Pearce, 1983).


  • Otot Polos

Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis. Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernapasan (Pearce,1983).


  • Otot Jantung 

Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat.


Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung (Pearce,1983).


  • 4. Jaringan Saraf

Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm.


Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf (neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel, nukleus, dan penjuluran atau serabut.


Satu tipe penjuluran tersebut adalah dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke neuron lainnya.


Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang 1/2 meter atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya dilakukan secara kimia.


Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung, seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat transmisi sinyal (Campbell, 1999).


Fungsi jaringan saraf adalah mengatur organ–organ atau alat-alat tubuh agar terjadi keserasian kerja dan menerima serta menghantarkan rangsangan sehingga dapat mengetahui dengan cepat keadaan dan perubahan yang terjadi di sekitar dan tersusun atas sel-sel yang disebut neuron (sel saraf) dan neuroglia (sel pendukung).


4.1 Bagian-Bagian Jaringan Ssaraf

Penjelasan masing-masing saraf:

  • Dendrit yaitu penjuluran pendek sitoplasma yang keluar dari badan sel. Dendrit umumnya bercabang-cabang. Dendrit berfungsi membawa rangsangan menuju badan sel.
  • Badan sel yang di dalamnya terdapat nukleus atau inti sel. Badan sel yaitu bagian neuron yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Inti sel bewarna pucat, dengan anak inti (nekleolus) yang terdapat di dalamnya. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel oleh dendrit.
  • Akson yaitu penjuluran panjang atau tunggal serabut sitoplasma yang keluar dari badan sel. Akson berfungsi menghantarkan rangsangan dari badan sel ke neuron lain.
  • Sel Schwann yaitu sel neuroglia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf myelin atau sel penyokong akson. Sel schwann membantu regenerasi akson yang rusak.
  • Selubung mielin yaitu lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada banyak neuron. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi.
  • Nodus Ranvier yaitu bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin. Nodus Ranvier berfungsi untuk mempercepat penghantaran impuls.

4.2 Fungsi Jaringan Saraf

Berdasarkan fungsinya, neuron (sel saraf) dibedakan menjad dua, yaitu:

  • Neuron sensorik adalah neuron yang menghantar impuls atau rangsangan dari organ penerma rangsang (reseptor) ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis).
  • Neuron motorik adalah neuron yang mengirim impuls atau rangsangan dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan.

Contoh Gambar Jaringan Hewan

Contoh-Gambar-Jaringan-Hewan


Demikianlah pembahasan mengenai Jaringan Hewan – Pengertian, Struktur, Fungsi, Jenis dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂