Contoh Teks Negosiasi Berbagai Kasus (Baik & Benar) – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Teks Negosiasi yang dimana dalam hal ini meliputi contoh berbagai kasus (baik & benar), nah agar lebih memahami dan dimengerti simak ulasannya dibawah ini.
Contoh Teks Negosiasi
Berikut ini terdapat beberapa contoh teks negosiasi, antara lain sebagai berikut:
1. Contoh Teks Negosiasi Bisnis
Proses Peminjaman Uang di Bank
Pegawai Bank: “Selamat pagi pak, silahkan duduk, ada yang bisa kami bantu?”
Nasabah: “Selamat pagi bu. Ya, terimakasih.”
Nasabah: “Begini bu, saya ingin mengajukan proposal peminjaman uang untuk usaha ikan lele saya.”
Pegawai Bank: “Maaf, bisa saya lihat proposalnya?”
Nasabah: “Ini bu, silahkan.”
Pegawai bank: “Sebenarnya, proposal bapak ini sangat bagus, tidak ada masalah. Cuma kami dari
pihak bank tidak bisa memenuhi permintaan dana sebesar 500 juta.”
Nasabah: “Jadi, kira-kira pihak bank mampu memberikan berapa bu?”
Pegawai Bank: “Setelah saya hitung, kami hanya menyanggupi sampai 300 juta pak, dengan bunga 4 %.”
Nasabah: “Tidak bisa ditambah lagi bu? Usaha ini sebenarnya sangat sukses, pesanan ikan lele ke kami dari seluruh Indonesia.”
Nasabah: “Dana ini rencananya akan kami gunakan untuk menambah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan ikan lele tersebut”
Pegawai Bank: “Tunggu dulu pak, saya hitung ulang dulu”
Pegawai Bank: “Yah, sepertinya kami sanggup memberikan 350 juta”.
Nasabah: “Wah, apakah tidak bisa dinaikin lagi bu? Gimana kalau 400 juta?”
Pegawai Bank: “Maaf pak, hanya segitu yang bisa kami sanggupi.”
Nasabah: “Iya deh bu, tidak apa-apa, saya setuju.”
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Teks Negosiasi – Pengertian, Unsur, Jenis, Kaidah, Dan Contohnya
2. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli
Jual Beli Gitar
Pembeli: “Bu saya mau beli gitar ini, berapa harganya?”
Penjual: “Kalau gitar yang itu harganya 750 ribu nak.”
Pembeli: “Harganya boleh kurang nggak bu?”
Penjual: “Hmmm, boleh. Mau nawar berapa nak?”
Pembeli: “600 ribu aja bu, gimana?”
Penjual: “Wah, harga segitu rasanya tidak bisa nak.”
Pembeli: “Kalau 625 ribu?”
Penjual: “Naikin dikit nak, 650 ribu ibu lepas gitar ini.”
Pembeli: “Iya deh bu, saya setuju, ini uangnya”
3. Contoh Teks Negosiasi Di Sekolah
Dialog Wali Kelas & Ketua Kelas
Wali Kelas: “Anto, bagaimana rencana Study Wisata ke Tanjung Bira, apakah semua temanmu setuju?”
Ketua Kelas: “Saya sudah berbicara dengan teman-teman bu, cuma ada usulan study wisatanya ke Pantai Marina aja bu.”
Wali Kelas: “Wah, kenapa bisa begitu?”
Ketua Kelas: “Kalau Tanjung Bira sekolah kita sudah sangat sering berkunjung ke sana bu. Sedangkan, Pantai Marina belum pernah sama sekali.”
Wali Kelas: “Tapi anto, ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak kepala sekolah dan beliau sudah menyetujuinya”
Ketua Kelas: “Iya bu, tapi sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut jika study wisata itu dilaksanakan di Tanjung Biara.”
Wali Kelas: “Aduh, jadi gimana yah, padahal ibu sudah mempersiapkan semuanya.”
Ketua Kelas: “Begini saja bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke kepala sekolah dan menceritakan rencana ini.”
Wali Kelas: “Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicara dengan beliau, laporkan ke ibu hasilnya”.
Ketua Kelas: “Baik bu.”
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : 22 Contoh Teks Prosedur Sederhana, Kompleks dan Protokol
4. Contoh Teks Negosiasi Siswa
- Contoh Pertama
Sama-Sama Lupa
Pagi itu, seperti biasa, Ayu berangkat sekolah sesuai jadwal yang telah disepakati antara jiwa dan raganya agar berangkat tepat waktu. Apa yang terjadi? Bel sekolah berbunyi tepat pukul 07.00 WIB, tetapi Ayu belum terlihat.
Ayu : “Ah, akhirnya sampai juga di sekolah.”
Bijak : “Memang kenapa baru sampai?”
Ayu : “Aku bangun kesiangan karena tadi malam mengerjakan PR Bahasa Indonesia sampai larut”
Bijak : “Apa ada PR Bahasa Indonesia?” sambil terkejut.
Ayu : “Ada, PR untuk menganalisis jenis kalimat berpredikat verba. Kamu sudah mengerjakannya?”
Bijak : “Astaga, aku benar-benar lupa.”
Ayu : “Kenapa bisa lupa? Hari ini harus sudah selesai.”
Bijak : “Tadi malam, aku sibuk menyiapkan peralatan praktikum Biologi. Aku kelelahan seharian mencari jangkrik.”
Ayu : “Oh ya. Kelompokku juga belum ada yang membawa jangkrik.”
Bijak : “Siapa yang ditugaskan membawanya?”
Ayu : “Aku sendiri.”
Bijak : “Kamu akan mencari di mana sekarang?”
Ayu : “Belum tahu. Bagaimana kalau aku minta beberapa ekor jangkrik milikmu?”
Bijak : “Enak saja. Aku sudah berjuang seharian mencari si jangkrik-jangkrik ini hingga melupakan PR Bahasa Indonesiaku.”
Ayu : “Begini saja. Kamu menyalin PR yang telah aku kerjakan, tapi dengan syarat kamu harus memberikan beberapa jangkrikmu kepadaku”
Bijak : “Bagaimana ya? Sebenarnya aku tidak rela memberikan jangkrik ini kepadamu.”
Ayu : “Kenapa tidak rela. Kamu dapat salinan PRku dan aku mendapat beberapa jangkrik darimu. Aku juga lelah menyelesaikn PR ini hingga berangkat kesiangan.”
Bijak : “Baiklah. Ini beberapa jangkrik untukmu. Mana PR mu?”
Ayu : “Ini PRku. Jangan sampai kamu rusak.”
Bijak : “Oke, beres.”
Ayu : “Nanti kembalikan ke mejaku lagi ya!”
Bijak : “Tenang saja.”
Dengan kecepatan tinggi, Bijak menyalin semua PR milik Ayu dan berharap akan selesai sebelum guru masuk kelas.
- Contoh Kedua
Hobi yang Menyenangkan
Yovi dan Esa adalah teman karib yang sama – sama memiliki hobi mengoleksi action figure maupun gundam. Selain itu mereka juga memiliki hobi bermain games. Percakapan ini terjadi melalui telepon.
Yovi : “Halo, selamat siang. Ini Yovi. Bisa bicara dengan Esa?”
Esa : “Halo, selamat siang. Dengan saya sendiri. Ada apa Yov?”
Yovi : “Begini, kemarin aku baru membeli Gundam terbaru. Kebetulan aku beli dua.
Kamu mau membeli satu?”
Esa : “Hmm, boleh juga tuh. Memang berapa harganya?”
Yovi : “Rp 200.000. Gimana?”
Esa : “Wah, aku belum ada uang. Gimana kalau aku barter dengan DVD game
Monster Girl Quest 3?”
Yovi : “Wah boleh juga tuh. Kebetulan aku lagi cari game itu. Tapi itu DVD Original kan?”
Esa : “Iya dong. Gimana?”
Yovi : “Hmmm. Gimana kalau dibarter dengan DVD game itu plus Rp 50.000?”
Esa : “Ya udah, deal ya?”
Yovi : “Oke. Kapan bisa ketemuan?”
Esa : “Minggu jam 08.00 WIB di alun – alun ya?”
Yovi : “Jangan, aku masih di Gereja. Jam 10.00 WIB di Kedai Santai ya? Dekat SMP 1.”
Esa : “Ok. Tapi nanti aku traktir makan ya?”
Yovi : “Siap, datang aja besok Minggu ya, aku tunggu. Selamat siang.”
Esa : “Ya, selamat siang.”
Percakapan selesai, akhirnya Esa dan Yovi menentukan kesepakatan bersama.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Teks Prosedur – Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur, Unsur dan Contoh
- Contoh Ketiga
PERGI KE KANTIN
Suatu hari, saat sedang istirahat Ilham mengajak Ridho ke kantin. Saat itu Ridho sedang asyik menonton film di laptopnya.
Ilham : “Dho, ke kantin yuk!”
Ridho :” Nanti dulu. Tunggus sampai filmnya iklan.”
Ilham : “Lah terlalu lama. Lagian mana ada film di laptop yang ada iklannya.”
Ridho : ”Ya sana sendiri kalau ingin cepetan.”
Ilham : “Lah, cepetan, lah.”
Ridho : “Ya sudah dengan yang lain saja!”
Ilham : “Aku hanya ingin dengan dirimu.”
Ridho : “Ih kamu so sweet deh.”
Ilham : “Iya dong. Apa sih yang tidak buat kamu.”
Ridho : “Tapi traktir Cappucino ya.”
Ilham : “Oke deh. Tapi ayo cepat.”
Ridho : “Dengan sate juga ya!”
Ilham : “Lah, terlalu banyak. Nanti uangku habis.”
Ridho : “Ya sudah tapi laptopnya kubawa sekalian ya.”
Ilham : “Astaghfirullah (megang dahi Ridho dengan punggung tangannya). Pantesan sedang panas.
(lalu tertawa)”
Ridho : “Jadi atau tidak?”
Ilham : “Iya-iya ayo. Kalau di traktir kamu pasti semangat.”
Ridho : “Hehehe. Kan ada uang kau kusayang, tidak ada uang kau kutendang.”
Ilham : “Ya sudah ayo cepetan!”
Lalu mereka tertawa terbahak-bahak karena percakapan mereka dan mereka pun bergegas pergi ke kantin.
*Warning : cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, suasana, dan cerita, mohon dimaafkan.
5. Contoh Teks Negosiasi Di Lingkungan Sekolah
Ketua Osis : “Pak, sekolah kita sama sekali tidak memiliki ruang koperasi, bagaimana kalau di sekolah kita mendirikan sebuah unit koperasi ? “
Pak Kepala Sekolah : “Bolehsaja, tapi masalahnya sekolah kita tidak mempunyai dana untuk membuatnya, bagaimana pendapatmu, apakah kita harus meminta dana ke pemerintah ?”
Ketua Osis : “Kalau memang itu caranya, saya dan segenap perwakilan para osis setuju dengan usulan Bapak kepala sekolah, karena ini kepentingan pemerintah juga untuk memberikan fasilitas yang baik kepada rakyatnya dalam dunia pendidkan”
Pak Kepala Sekolah : “Oke, nanti bapak akan ajukan ini ke Pemerintah, terima kasih atas usulannya.
Ketua Osis : “Sama-sama pak”.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : “Teks Deskripsi” Pengertian & ( Tujuan – Ciri – Struktur – Jenis – Contoh )
6. Contoh Teks Negosiasi Lingkungan Keluarga
- Contoh Pertama Singkat
Ayah : “Minggu depan kita mau liburan kemana”
Budi : “Ke Pantai Pangandaran,disana indah sekali!”
Ayah : “Kita ke Trans Studio Bandung mau tidak?”
Budi : “Yah,Ayah maunya ke pantai!”
Ayah : “Baiklah tapi besoknya kita ke Trans Studio Bandung ya!”
Budi : “Ok!”
- Contoh Kedua Singkat
Anak : “Ayah, setelah lulus nanti saya mau sekolah di SMA.”
Ayah : “Kenapa di SMA nak? Padahal, ayah ingin kamu sekolah di SMK.”
Anak : “Kok di SMK? Kenapa memangnya ayah ingin saya sekolah di sana?”
Ayah : “Begini nak, di SMK itu lulusannya bisa langsung terjun di dunia kerja.”
Anak : “Ohhh, gitu yah, iya deh saya setuju.”
Ayah : “Baguslah kalau kamu setuju.”
7. Contoh Teks Negosiasi Ganti Rugi
Di Siang hari yang cerah, Fatimah dan Fitri pergi ke Rumah sakit untuk menjenguk ibunya Fatimah yang dirawat di ICU. Mereka ke Rumah Sait mengendarai motor. Fatimah yang memboncengkan fitri sangat terburu-buru sehinga ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
Fitri :”Fat, kamu baik-baik saja kan?” (Membantu Fatimah untuk berdiri)
Fatimah :”Ya, aku baik-baik saja. Tadi kita menabrak apa, Fit?”
Fitri :”Kita menabrak orang itu. Ayo ke sana!” (Menunjuk orang yang terjatuh)
Dhila : ”orang itu naik motor atau naik pesawat sih? Dia fikir ini jalan neneknya?”
Lala :”Aduhhh… Sakit” (Merintih kesakitan)
Dhila :”Bagian mana yang sakit Tir?”
Lala :”Kakiku sakit, bantu aku berdiri!”
Dhila : (menuju ke tempat yang teduh di bawah pohon) “Duduk di sini ya, La!”
( Fitri dan Fatimah menuju ke orang yang jatuh tersebut.)
Dhila :”Saya ingin Anda bertanggung jawab dan mengganti rugi.”
Fitri :”Baiklah kami akan bertanggung jawab dan memberi ganti rugi, berapa yang mbak inginkan?”
Dhila :”Rp. 1.000.000,00”
Lala :”Dhil, kamu mau merampok ya?”
Fitri :”Hah, Rp. 1.000.000,00? Itu lukanya kan tidak parah.”
Dhila :”Sepedanya kan juga rusak.”
Fitri :”Sepeda baru saja harganya tidak sampai sebesar itu. Tolonglah turunkan sedikit!”
Lala :”Baiklah, kami minta Rp. 800.000,00 saja mbak.”
Fatimah :”Maaf, kami tidak punya uang sebesar itu.”
Dhila :”Saya tidak peduli. Atau kami akan laporkan ke polisi?”
Fitri :”Ehh, jangan. Kami akan membayar Rp. 300.000,00 saja. Boleh kan?”
Lala :”Uang segitu tidak cukup Mbak.”
Fatimah :”Ya sudah, tunggu sebentar mbak. Kami akan menghubungi keluarga atau teman kami.”
Fitri : (mencoba menghubungi keluarga dan teman yang bisa membantu) “Nomor siapa yang harus ku hubungi?”
Fatimah :”Om Dio, Fit.” (sambil menyodorkan Hpnya)
Fitri :”Oh iya, Om Dio.” (menyalin nomor) “Bisa tidak ya?” (menelepon)
“Maaf nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri : (Menggelengkan kepala)
Fatimah :”Cari dulu di Hpmu, tante atau yang lainnya.”
Fitri : ”Tanteku aja ya, Fat.” (mencari nomor tante lalu menelepon)
“Maaf nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!”
Fitri :”Tanteku juga tidak bisa dihubungi, telepon siapa lagi ya, Fat?”
Fatimah :”Ibu Diana, dia pasti mau membantu.”
Dhila :”Cepat dong mbak, teman saya ini kesakitan.”
Fatimah :”Sabar ya mbak! Saya sedang mencari bantuan.”
Lala :”Ya, tidak apa-apa.”
Fitri : (mencari dan menelepon) “Nomornya sudah tidak terpakai lagi, nomor siapa lagi, Fat?”
Fatimah :”Harapan terakhir, Fit. Kak Gike, coba Fit!” (menyodorkan Hpnya)
Fitri : (menyalin nomor telepon) “Sepertinya bisa, Fat. Halo, ini dengan kak Gike?”
Kak Gike :”Iya, ini siapa?”
Fitri :”Ini saya Fitri kak, saya sedang bersama Fatimah. Kakak bisa bantu kami tidak ?”
Kak Gike :”Ya, ada yang bisa kakak bantu?”
Fitri :”Begini Kak. Anu.. ee, itu kak”
Kak Gike :”Kamu tenang dulu baru bicara!”
Fitri : ”Iya. Tadi kami mau ke Rumah Sakit menjenguk ibunya Fatimah yang sedang di ruang ICU tapi sebelum sampai, kita menyerempet orang, kak. Orang itu marah dan minta ganti rugi. Tetapi kami tidak membawa uang yang cukupuntuk mengganti rugi”
Fatimah : (meminta HP) “Aku boleh bicara dengan kak Gike?”
Fitri :”Iya, tentu saja, Fat.”
Fatimah :”Kak, segera ke sini cepat.”
Kak Gike :”Ya sudah, sebentar lagi kakak ke sana.”
Dhila :”Berapa lama lagi kami harus menunggu?”
Fatimah :”Sebentar lagi, saya mohon. Tunggu sebentar!”
Tidak lama kemudian, kak Gike datang ke tempat kejadian untuk membantu Fatimah dan Fitri
Kak Gike : (datang dan menghampiri Fatimah) “Kamu tidak apa-apa Fatimah?”
Fatimah :”Aku baik-baik saja kak, tetapi dia kak.” (menunjuk Lala)
Kak Gike : (menghampiri Lala bersama Fitri dan Fatimah) “Maafkan adik saya ya! Bagaimana? Mau ganti rugi atau mau saya bantu ke Rumah Sakit?”
Dhila :”Saya meminta ganti rugi Rp. 1.000.000,00 kak.”
Kak Gike : ”maaf ya Dek uang Rp.1.000.000,00 tidak sedikit,kami juga tidak mempunyai uang sebesar itu. Bisa dikurangi sedikit”
Dhila :”Baiklah Rp. 800.000,00 saja”
Kak Gike :”Itu masih terlalu banyak”
Lala :”Ya Kak, Kakak punya uang berapa sekarang “
Dhila :”Ya udah, berapapun tidak apa-apa ,ibu kakak kan juga di rumah sakit pasti juga membutuhkan uang yang banyak untuk berobat.”
Fatimah :”Terimakasih ya kamu sudah mau mengerti keadaan kami”
Fitri :”Iya , terimakasih. Kkalian baik deh.”
Kak Gike:”kalau begitu sepakat ya , kakak hanya punya uang Rp.450.000,00” (mengambil uang di tas dan memberikan ke Tiara)
Lala :”Terimakasih ya Kak.”
Kak Gike :”Iya sama-sama. Maafkan adik kakak ya, karena adik kakak menyerempet kamu.”
Dila :”Ya ,kami maafkan lain kali hati-hati dalam berkendara walaupun anda dalam keadaan terburu .”
Kak Gike :”Benar itu,keselamatan nomor satu. Baiklah, kami permisi dulu ya.”
Lala :”Iya, hati-hati ya”
Fitri :”Iya,sampai jumpa lagi.” (melambaikan tangan)
Lala :”Iya, sampai jumpa juga” ( Melaambaikan tangan).
Akhirnya permasalahan ini selesai dengan damai, dan mereka menjalin persahabatan.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Contoh Paragraf Deskripsi
8. Contoh Teks Negosiasi Pendidikan
Toko Buku
Hari Minggu pagi, Bila dan Candra mempunyai janji pergi ke toko buku bersama. Sesampainya disana, ternyata mereka hanya membawa uang Rp. 100.000. Padahal mereka berdua ingin membeli buku kesukaan mereka masing-masing.
Candra : “Bagaimana ini? Aku sangat ingin membeli The Chronicles of Audy karya Orizuka. Aku sudah memimpikannya sejak dulu, ini edisi terbatas.” (Sambil menunjukan bukunya)
Bila : “Tapi, aku juga sangat ingin membeli buku Paris karya Kak Prisca. Aku sudah punya empat yang lain, jika aku punya ini, lengkaplah sudah.”
Candra : “Memang berapa sih harga novel itu?”
Bila : “Harganya Rp. 55.000. Punyamu?”
Candra : “Sama, harganya Rp. 55.000 juga. Jadi gimana?”
Bila : “Entahlah, aku sangat ingin itu.” (Sambil cemberut)
Candra : (Menopang dagu) “Menurutmu, di toko ini boleh hutang tidak, ya?”
Bila : “Hahaha, ini adalah toko buku terkenal, mana mungkin boleh hutang.”
Candra : (Menghela napas) “Hem.. apa tidak ada diskon untuk novel kita?”
Bila : “Tidak, ini bukan awal tahun atau awal bulan.”
Candra : (Berfikir sejenak) “Aha! Aku ingat, novel Paris itu, bukankah bulan depan ada diskon? Aku baca di Fansbase penerbitnya, katanya bulan depan ada event besar-besaran, selama event itu mereka mengadakan diskon besar-besaran. Bagaimana jika kamu membelinya Minggu depan? Aku janji akan menemanimu.”
Bila : “Sungguh? Diskonnya di seluruh toko? Ini kan kota kecil.”
Candra : “Sungguh. Sekalipun kota kecil, toko ini kan sudah punya banyak cabang dan terkenal di Indonesia.”
Bila : “Ya sudah, aku setuju. Tapi, kamu harus janji menemaniku.”
Candra : “Iya, aku janji!”
Bila : “Ya sudah, ayo kita bayar novelmu.”
Candra : “Ayo!”
Akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli novel The Chronicles of Audy milik Candra. Dan menunggu saat minggu depan untuk membeli novel Paris kesukaan Bila.
9. Contoh Teks Negosiasi 4 Orang
Tamam : “ assalamu’alaikum.”
Ungi : “ wa’alaikumsalam.”
Tamam : “ nanti kira-kira jam 9 bisa nemenin aku beli h papa enggak?”
Ungi : “ emm.. bisa bisa.”
Tamam : “ nanti aku kerumahmu, masih pagi mau bersih-bersih dulu.”
Ungi : “ sok rajin biasanya ya enggak pernah.”
Tamam : “ terserah, wassalam..”
Ungi : “ wa’alaikumsalam.”
Beberapa jam kemudian..
Tamam : “ bro aku udah di depan rumahmu, kok engga njawab ya, owalah masih tut tut!”
Ungi : “ iya kenapa?”
Tamam : “ aku udah di depan rumahmu”
Ungi : “ iya sip, aku keluar”
Tamam : (menutu telponnya)
Ungi : “ udah lama?”
Tamam : “ udah kira-kira 5 menit yang lalu”
Ungi : “ udahlah terserah, mau beli hp papa kamu?”
Tamam : “ hp oppo”
Ungi : “ yaelah ni orang ditanya malah balik nanya!”
Tamam : “ maksudku merknya oppo!”
Ungi : “ husstt.. jangan sebutin merk!”
Tamam : “ ah.. enggak papa”
Ungi : “ udahlah nyok berangkat”
Tamam : “ nyoook..” (pake suara sapi)
Setelah sampai di took hp…..
Tamam : “ mba mau beli hp”
Penjual : “ mau hp apa mas?”
Tamam : “ hp oppo mba!”
Penjual : “ opo mas!?”
Tamam : “ oppo mbaa!?”
Penjual : “ ohh iyo iyo, mau yang baru apa new mas?”
Tamam : “ yang second mba”
Cewe : “ beli hp kok oppo”
Tamam : “ eh sape luh sewot!”
Penjual : “ sudah-sudah jadi mau beli engga sih kalian?!”
Tamam & cewe : “ siapa?”
Penjual : “ kalian, iya kalian.”
Tamam & cewe : “ jadilah mba.”
Cewe : “ mba yang ini 1.250.000 ya?”
Penjual : “ belum bisa mba”
Cewe : “ iya ya mba.”
Penjual : “ belum mba, kalau segitu saya belum dapet untung.”
Cewe : “ untung gampang mba nanti tak bawain tetanggaku namanya untung, saya beli anda dapet hadiah, hehehe….”
Tamam : “ ngga usah diurusin mba, kalau yang ini berapa mba?”
Penjual : “ kalo yang itu 700 mas.”
Tamam : “ engga bisa kurang mba?”
Penjual : “ bisa, mau nawar berapa?”
Tamam : “ eh lu yang nawar dong?” sambil bisik-bisik ke Ungi.
Ungi : “ kamu yang beli aku yang harus nawar?”
Tamam : “ iyalah plisss, sama temen bro.”
Ungi : “ iya sip, santeh santeh.”
Tamam : “ nah gitu dong.”
Ungi : “ mba kalo 600 boleh mba?”
Penjual : “ belum bisa mas.”
Ungi : “ bro engga mau bro?”
Tamam : “ tawar lagi yang penting engga harga segitu.”
Ungi : “ mba kalo 650 bisa.”
Penjual : “ belum mas naikin sedikit lagi mas.”
Ungi : “ jangan mba nanti keliatan.”
Penjual : “ keliatan apa?”
Ungi : “ muka galaunya temen saya.”
Penjual : “ ohhh, belum bisa mas.”
Ungi : “ dianya engga mau bro gimana?”
Tamam : “ udah coba kita tinggal aja, mbok nanti jadi mau.”
Ungi : “ iya sih biasanya gitu, yaudah mba saya cari di took lain.”
Penjual : “ bentar bentar mas.”
Ungi : “ iya mba?”
Penjual : “ 660 deh mas mau nggak?”
Ungi : “ emm.. gimana bro?”
Tamam : “ yaudah engga papa.”
Ungi : “ yaudah 660 mba engga papa.”
Penjual : “ nah gitu dong mas dil?”
Tamam : “ dil mba ini uangnya.” Sambil berjabat tangan.
Ungi : “ yang nawar kan gue kenapa lu yang jabat tangan.”
Tamam : “ gue kan yang megang uang.”
Penjual : “ udah-udah, makasih mas.” Berjabat tangan ke kedua pemuda tersebut
Tamam & Ungi : “ sama sama mba”
Cewe : “ saya engga diurus mba?”
Penjual : “ ah males, harga 2 jt nawarnya setengahnya gila.”
Cewe : “ yaudah mba saya mau pergi!”
Penjual : “ yaudah sanah pergi!”
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Contoh Teks Editorial
10. Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi
Negosiasi Antara Dina dan Penjual Pada Saat Pembelian Tas Sekolah
Pada suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang dia miliki sudah rusak, maka dari itu dia mendatangi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.
Sesampainya di toko tersebut Dina bertanya-tanya kepada Si penjual tentang tas yang dia inginkan. Kemudian Si penjual pun memberitahu tentang tas yang dia inginkan itu. Tas tersebut bermerk polo.
Dina merasa bingung ingin beli tas yang model bagaimana karena tas merk polonya bagus-bagus. Selanjutnya Dina mengambil salah satu tas yang bermerk polo dan dia menanyakan kelengkapan tas tersebut kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan kelengkapan tas yang ditanyakan Dina bahwa tas tersebut dilengkapi tempat laptop yang bisa diambil dan dipasang lagi, terdapat empat bukaan, apabila tempatnya kurang luas bisa dibesarkan dan ada juga pelindung anti air yang bisa dipakai pada saat hujan.
Mendengarkan penjelasan Si penjual, Dina masih penasaran dan ingin tahu kelangkapan tas merk polo yang lainnya. Kemudian Dina mengambil tas merk polo lagi tetapi modelnya berbeda. Dia menanyakan kelengkapan tas yang dia ambil untuk kedua kalinya kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan lagi tas yang kedua bahwa kelengkapannya sama, hanya yang membedakan tempat laptopnya yang pertama bisa diambil dan dipasang lagi tetapi yang kedua tidak bisa diambil dan tempatnya juga lebih luas yang pertama karena cukup untuk barang banyak.
Pada saat itu tas yang pertama sebagai contoh berwarna ungu, Dina menanyakan kepada Si penjual warna yang tersedia dan ternyata ada beberapa warna yang tersedia diantaranya warna merah, abu-abu dan hitam.
Tetapi warna yang Dina inginkan tidak tersedia karena pabrik tidak memproduksinya yaitu warna coklat. Tetapi jika Dina benar-benar ingin warna coklat ada tetapi modelnya seperti tas yang kedua. Dina tidak mau dengan model tas yang kedua, dan dia ingin melihat tas yang pertama warna merah dan hitam. Dina kebingungan mau membeli warna hitam atau merah. Menurut Si penjual warna hitan itu warna netral sedangkan warna merah itu terlalu mencolok.
Setelah bercakap-cakap tentang kelengkapan dan warna Dina pun menanyakan harga tas tersebut kepada Si penjual. Ternyata harga tas yang pertama sebesar Rp 300.000,00 dan yang kedua sebesar Rp 275.000,00. Dina merasa harga tersebut terlalu mahal, dia menanyakan tentang diskon. Semua tas merk polo masing-masing mendapat diskon 5%. Harga tas yang pertama menjadi Rp 285.000,00 dan yang kedua menjadi Rp 261.500,00.
Dina ingin mengambil tas yang model pertama tetapi dia merasa harganya masih terlalu mahal karena diskonnya cuma 5%. Dia ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 260.000,00 tetapi Si penjual tidak bisa menurukan sebesar itu. Tetapi Dina tetap saja ngotot ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 265.000,00, Si pejual pun langsung menetapkan harganya sebesar Rp 275.000,00.
Dina pun masih ingin harganya diturunkan lagi tetapi Si penjual tidak bisa menurunkan lagi Rp 275.000,00 sudah paling murah karena Si penjual hanya mendapat laba sedikit. Akhirnya Dinapun setuju dengan harga tersebut dan dia ingin membeli tas yang warna hitam. Karena sudah sepakat dengan harga Rp 275.000,00 Si penjual menyuruh Dina melakukan pembayaran di tempat kasir.
Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
11. Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Dialog
Negosiasi Antara Dina dan Penjual Pada Saat Pembelian Tas Sekolah
Suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang ia miliki sudah rusak. Maka dari itu ia mendatagi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.
Penjual : Selamat siang, Adek.
Dina : Siang …
Penjual : Kalau boleh tahu apa ada yang bisa saya bantu?
Dina : Saya mau mencari tas sekolah
Penjual : Iya, mari saya tunjukkan ke tempat tasnya
(Setelah di tempat tas)
Dina : Tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat itu merk apa mbak?
Penjual : Sekarang tas sekolah yang sedang ngetrend dan kuat itu merk polo Adek …
Dina : Yang merk polo itu sebelah mana ya mbak?
Penjual : Yang merk polo disebelah sini dek …
Dina : Wah bagus-bagus ya mbak. Kalau boleh tahu kelengkapannya yang ini apa saja?
(Sambil memegang tas merk polo yang pertama)
Penjual : Tas ini kelengkapannya itu ada tempat laptop yang bisa diambi dan dipasang lagi, terdapat empat bukaan, apabila tempatnya kurang luas bisa dibesarkan, dan ada juga pelindung anti air yang bisa dipakai pada saat hujan.
Dina : Kalau yang ini apa juga sama kelengkapannya?
(Sambil memegang tas merk polo yang kedua berbeda modelnya)
Penjual : Sebenarnya itu sama saja yang membedakan hanya tempat laptopnya yang pertama tadi bisa diambil dan dipasang lagi tetapi yang ini tidak bisa bisa diambil dan luasnya juga masih luasan yang pertama tadi cukup untuk barang banyak.
Dina : Oh begitu iya, tas yang pertama tadi apa tidak ada pilihan warnanya selain warna ungu?
Penjual : Ada beberapa warna yang tersedia dek diantaranya warna merah, abu-abu dan hitam.
Dina : Apa tidak ada yang warna coklat ya mbak?
Penjual : Tidak ada dek, pabriknya hanya memproduksi warna itu saja. Tetapi kalau yang tas kedua ada yang warna coklat.
Dina : Oh ya udah mbak, saya ingin lihat tas yang pertama warna hitam dan merah.
Penjual : Iya dek tunggu sebentar saya ambilkan barangnya.
(Setelah mengambil tas yang warna hitam dan merah)
Penjual : Ini dek tasnya, silahkan dilihat!
Dina : Bagus mana ya mbak warna hitam atau warna merah?
Penjual : Enggak tahu dek, menurut adek bagus yang mana? Kan selera orang itu berbeda-beda. Tapi menurut saya bagus yang warna hitam soalnya warna hitam itu netral kalau merah itu terlalu mencolok.
Dina : Kalau boleh tahu harganya berapa ya mbak?
Penjual : Yang ini harganya Rp 300.000,00 dek?
Dina : Kalau tas yang kedua tadi harganya berapa?
Penjual : Kalua yang kedua tadi hargaya Rp 275.000,00
Dina : Kok mahal banget ya mbak, apa tidak ada diskon?
Penjual : Ada dek, semua tas merk polo masing-masing mendapat diskon 5%, jadi harga tas yang ini menjadi Rp 285.000,00 sedangkan yang kedua tadi menjadi Rp 261.500,00.
Dina : Diskonnya kok cuma 5% mbak, apa tas yang ini harganya tidak boleh turun sedikit lagi ya mbak?
Penjual : Memang adek maunya berapa?
Dina : Bagaimana kalau Rp 260.000,00?
Penjual : Tidak boleh dek, kalau Rp 260.000,00 itu berarti harganya sama dengan tas yang kedua tadi!
Dina : Saya tambah Rp 5000,00 jadi Rp 265.000,00 bagaimana?
Penjual : Maaf dek belum boleh turunnya itu terlalu banyak. Begini saja saya turunkan menjadi Rp 275.000,00 bagaimana? Itu sudah saya kasih harga murah dek!
Dina : Turunin dikit lagi Rp 270.000,00 deh mbak!
Penjual : Tidak bisa dek itu sudah pas, saya hanya mengambil laba sedikit banget itu dek!
Dina : Ya udah mbak kalau begitu saya beli tas ini yang warna hitam! Harganya Rp 275.000,00 kan mbak?
Penjual : Iya dek, Ayo ketempat kasir saya buatkan notanya!
Dina : Iya mbak …
(Setelah di tempat kasir)
Dina : Ini uangnya mbak Rp 275.000,000!
Penjual : Iya, uangnya pas ya dek!!
Dina : Iya mbak …
Penjual : Ini notanya dek, terima kasih ya telah membeli barang disini semogasemoga bermanfaat buat adek serta puas dengan barang yang adek beli ini!
(Sambil memberikan tas yang Dina beli)
Dina : Iya sama-sama mbak, mari !!!
Penjual : Mari !!!
12. Contoh Teks Negosiasi Pasar
Beli Pisang Di Pasar
Di pagi hari Fajar ingin mencari buah pisang untuk berjualan pisang goreng di pasar. Sesampainya di pasar dia mencari pedagang yang berjualan pisang, dia menemukan tukang pasar yang berteriak-teriak untuk dagangnya.
Bapak : “Ayo silakan beli….. silakan beli pisangnya…..”
Fajar : “Permisi Pak harga satu tudung pisang ini berapa?(Sambil menunjuk tudug pisang pertama)
Bapak : “Rp. 60.000,00.- Pak,harganya.”
Fajar : “Kalau harga tudung pisang yang ini berapa Pak?”(Sambil menunjuk tudung pisang kedua)
Bapak : “Rp. 70.000,00.- Pak harganya.”
Fajar : “Pak kalu dua tudung pisang ini berapa Pak?”
Bapak : “Rp. 130.000,00.- Pak.?”
Fajar : “Gimana kalau harga dua tudung pisang ini Rp. 100.000,00.- Pak?.”
Bapak : “Tidak boleh Pak! Soalnya sekarang ini bukan musimnya jadi panen pisang lama.”
Fajar : “Kalau dua tudung pisang ini Rp. 110.000,00.- Boleh Pak?”
Bapak : “Ya sudah. Tidak apa-apa.”
Fajar : “Ini pak uangnya,terima kasih”(Sambil memberikan uangnya).
Bapak : “Oh iya…. Terima kasih.”(Sambil mengambil uang nya).
Lalu, Bapak itu mengikat dua tudung pisang itu menjadi satu dan memberikan kepada Fajar, Fajar dengan hati bergembira karena mendapatkan pisang dia yang cari.
13. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Makanan
Jamur Crispy untuk Jualan
Pada hari Minggu, dimana sekolah Insan Cendekia Mandiri ramai dipadati oleh wali siswa yang ingin menjenguk anaknya. Terbesit dipikiran luthfi dan syiva untuk melakukan kegiatan wirausaha.
Luthfi : “Syiv, daripada hari ini kita nganggur, mending kita jualan aja.”
Syiva : “Ide bagus tuh, apalagi sekarang lagi ramai.”
Luthfi : “Iya, tapi enaknya jualan apa ya?”
Syiva : “Gimana kalau kita jualan pisang goreng.”
Luthfi : “Apa itu? Gak mungkin laku itu Syiv.”
Syiva : “Belum di coba.”
Luthfi : “Pisang goreng itu sudah biasa Syiv.”
Syiva : “Terus enaknya jualan apa?”
Luthfi : “Bagaimana jika kita berjualan jamur crispy.”
Syiva : “Memangnya kamu yakin, jika kita jualan jamur crispy akan laku terjual.”
Luthfi : “Kemungkinan besar iya, karena selain sehat makanan ini unik juga bervariasi.”
Syiva : “Okelah, kita coba dulu saja.”
Akhirnya mereka sepakat untuk berjualan jamur crispy.
14. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Sepatu
Orientasi
Penjual :” selamat siang dek,ada yang bisa saya bantu?”
Pembeli :” boleh saya liat-liat dulu mba?”
Penjual :” oh iya,silakan dek permintaan.”
Permintaan
Pembeli :”mba sepatu adidas yang keluaran barunya masih ada ga?”
Penjual :” wah kebetulan kamu dek saya masih ada 4 lagi.”
Pembeli :”Boleh saya liat dulu ga mba?”
Pemenuhan
Penjual :” Boleh,ini sepatunya dek masih bagus, Walaupun ga sebagus yang kemaren
Pembeli :”gapapa yang penting saya bisa pakai sepatu terus ga cacat, saya beli empat- empat nya deh mba penasaran soalnya.”
Penawaran
Penjual :”Kalo beli 4 jasi 400.000 dek.”
Pembeli :”350.000 aja dek mba…”
Penjual :”400.000 aja deh, kalo beli pas yang bagus harga nya 500.000.”
Pembeli : “350.000 ya mba…”
Persetujuan
Penjual :”yaudah 370.000,deal ya !”
Pembelian :”Deal mba!”
Penutup
Penjual :”makasih dek., sering-sering mampir ya dek.”
Pembelian :”sama –sama,iya mba insya allah.”
15. Contoh Teks Negosiasi Meminjam Barang
Pak. Amru : Halo, Assalamualaikum
Bu. Piti : waalaikumsalam. Iya, Am. Ada apa?
Pak.Amru : Ini, Pit. Sore ini aku ingin berkemah. Apa aku boleh meminjam peralatan berkemah milikmu?
Bu. Piti : Ya, tentu saja boleh. Memang akan dipinjam sampai berapa lama?
Pak. Amru : Ya..kira-kira 1 minggu, Pit. Bagaimana?
Bu. Piti : Wah, kalau 1 minggu tidak bisa, Am. Mungkin hanya bisa 3 hari.
Pak. Amru : Apa tidak bisa lebih lama? Bagaimana kalau 5 hari ?
Bu. Piti : Mungkin 4 hari cukup, Am.
Pak. Amru : Baiklah, 4 hari saja. Oke?
Bu. Piti : Oke, kapan kamu mengambil peralatannya?
Pak. Amru : setelah ini aku akan pergi ke rumahmu dan mengambilnya. Terimakasih, Pit. Assalamualaikum.
Bu. Piti : sama-sama. Waalaikumsalam Akhirnya pak. Amru mengambil peralatan kemah tersebut, dengan kesepakatan akan dikembalikan setelah 4 hari kemudian.
16. Contoh Teks Negosiasi 3 Orang Liburan Sekolah
Pada jaman dahulu, di sebuah desa terpencil tinggalah 3 insan yang terlahir untuk bersama. Mereka adalah Muhidin, Maemunah, dan Makenok. Di tepi jurang yang dalam, mereka bertiga mendiskusikan rencana mereka untuk berlibur ke kota saat liburan sekolah, meskipun mereka tidak sekolah.
Muhidin : “Dingin.” (menggosokkan kedua telapak tangan)
Makenok : “Tidak dingin tahu.”
Maemunah : “Iya dingin. Kalau tidak percaya, pegang saja tanganku.”(sambil menyodorkan tangannya)
Makenok : “Oh iya. Dingin.”
Tiba-tiba Muhidin mengalihkan topik pembicaraan.
Muhidin : “Liburan ke kota yuk! Bosan bermain di jurang terus. Cuacanya berubah-ubah.”
Maemunah : “Iya yuk. Tapi kemana?”
Makenok : “Kemana?”
Muhidin : ”Ya ke kota.”
Makenok : “Mau ngapain?”
Muhidin : “Kita mencari jurang di kota.”
Maemunah : “Di kota tidak ada jurang din.” ( muka datar )
Muhidin : “Ada tahu.” ( keras kepala )
Makenok : “Kata bu guru di kota tidak ada jurang.”
Maemunah : “Kamu kan tidak sekolah nok.”
Makenok : “Hehe, tapi di kota tidak ada jurang.”
Muhidin : “Ya sudah, tidak ada jurang di kota.” (mengalah)
Makenok : “Jadi di kota kita akan liburan ke mana?”
Maemunah : “Kita ke Bandung saja, di sana ada Candi Prambanan yang
menakjubkan.”
Muhidin : “Setuju, kita ke Candi Prambanan.”
Makenok : “Bukankah Candi Prambanan berada di Jawa Tengah? Sedangkan Bandung ada di Jawa Barat?”
Maemunah : “Tidak! Candi Prambanan berada di Magelang, aku pernah membacanya dibuku.”
Makenok : “Magelang itu terletak di Jawa Tengah nah!”
Muhidin : “Iya, kita liburan ke Candi Prambanan di Magelang saja, di sana kita bias belajar sejarah walaupun kita tidak bersekolah.”
Makenok : “Kenapa kita tidak menonton bioskop di Jogja?”
Muhidin : “Aku juga ingin menonton iklan di bioskop, di rumahku tidak ada televisi.”
Makenok : “Jadi kita akan liburan ke Magelang atau Jogja?”
Maemunah : “Menurutku, sebaiknya kita pergi ke Candi Prambanan saja, itu lebih bermanfaat daripada menonton iklan di bioskop.”
Makenok : “Tapi kita juga belum pernah melihat iklan di bioskop, kita juga tidak pernah pergi ke Jogja.”
Muhidin : “Tapi nok, aku lebih hafal daerah Magelang daripada daerah Jogja.”
Maemunah : “Di Magelang juga ada rumah pamanku yang sudah dijual.”
Makenok : “Di bioskop ada AC yang dingin.”
Maemunah : “Di jurang lebih dingin.” ( nada tinggi )
Muhidin : “Aku setuju dengan Maemunah. Di Candi Prambanan kita memperoleh banyak pengetahuan dan lokasinya berdekatan dengan rumah paman Maemunah yang telah dijual sedangkan jika kita pergi ke bioskop dan hanya untuk menonton iklan itu tidak bermanfaat sama sekali.”
Makenok : “Aku setuju dengan kalian. Jadi besok pagi kita berlibur ke Candi Prambanan ya?”
Maemunah : “Siap!” ( nada senang )
Muhidin : “Di sana ada jurang?”
Maemunah dan Makenok pergi tanpa menghiraukan pertanyaan Muhidin.
17. Contoh Teks Negosiasi Antar Guru dan Murid
ketua kelas X-A, dengan Bu Sinta, wali kelas X-A, mengenai rencana iuran tur studi akhir tahun. Negosiasi terjadi saat jam istirahat di ruangan guru.
1). Amir : Selamat siang, Bu. Maaf mengganggu waktu istirahat Ibu.
2). Bu Sinta : Siang, Amir. Ada keperluan apa di jam istirahat seperti ini?
3). Amir : Ada yang perlu saya bicarakan dengan Ibu terkait rencana iuran untuk tur studi akhir tahun, Bu. Ibu ada waktu siang ini atau selepas pulang sekolah saja?
4). Bu Sinta : Oh, tidak apa-apa. Sekarang saja. Ada apa dengan iuran itu?
5). Amir : Begini, Bu. Setelah saya umumkan kepada teman-teman di kelas, kebanyakan dari mereka berkeberatan dengan iuran sebesar Rp300.000,00.
6). Bu Sinta : Mengapa? Itu sudah kesepakatan para wali kelas X dengan kepala sekolah. Iuran tersebut sudah cukup kecil karena pembiayaan dibantu oleh kas sekolah.
7). Amir : Iya, Bu. Namun, kami merasa keberatan karena banyak diantara orang tua kami yang tidak memiliki uang sebanyak itu, apalagi harus diserahkan awal bulan depan. Kalau harus mengumpulkan pun, kami tidak yakin akan terkumpul secepat itu.
8). Bu Sinta : Baiklah, Ibu akan bicarakan hal ini kepada kepala sekolah terlebih dahulu karena ini adalah kesepakatan bersama para wali kelas X dengan kepala sekolah. Ibu tidak bisa memutuskan.
Apalagi, iuran dari siswa sebetulnya hanya cukup untuk membuat kaus dan makan kalian selama satu hari penuh, termasuk makanan ringa. Biaya operasionalnya ditanggung sekolah, seperti bus dan tiket masuk objek wisata.
9). Amir : Maaf, Bu, kami mengusulkan, bagaimana jika para siswa tidak perlu menggunakan kaus yang sama sehingga tidak perlu biaya pembuatan kaus. Setiap siswa juga dapat membawa makanan ringan sendiri. Dengan begitu, iuran yang perlu kami tanggung lebih kecil lagi, misalnya Rp100.000,00 atau Rp120.000,00.
10). Bu Sinta : Itu ide bagus, Amir. Tapi, Ibu perlu bicarakan hal tersebut kepada kepala sekolah terlebih dahulu. Ibu akan ajukan ide kamu. Semoga kepala sekolah berkenan sehingga para siswa tidak berkeberatan dengan iurannya.
11)). Amir : Baik, terima kasih banyak, Bu. Kalau begitu, saya permisi. Selamat siang, Bu.
18. Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Cerpen
Perihal sekolah barunya itu, sesungguhnya sudah lama kiki menginginkannya. Beberapa kali ia membujuk Ayah dan Ibunya agar bersekolah disekolah swasta itu. Akan tetapi, usaha Kiki selalu gagal.
Hari kemarin kiki berusaha membujuk dan meyakinkan orang tuanya agar bersekolah di sekolah swasta.
”Yah… Bu.., kiki ingin sekali bersekolah di SMK Ti Garuda. Bolehkan Yah.. Bu..?”. Kata kiki kepada orang tuanya sambil berharap.
“Ayah dan Ibumu bukan tidak membolehkan kamu bersekolah di SMK swasta itu, akan tetapi sekolah swasta itu lebih banyak pengeluaran keuangannya dari pada Negeri, lagi pula sekolah Negeri gampang masuk kuliahnya dari pada swasta”.Kata Ayah sambil menyimpan koran ke meja.
“Tapi Yah… di SMK Ti Garuda banyak yang diterima kuliahnya di Universitas terbaik di Indonesia”. Kata Kiki sambil menahan tangis.
“ Ya sudah, Ayah ijinkan kamu bersekolah di SMK swasta itu asal kamu harus lebih rajin dan tekun belajar agar bisa masuk ke sekolah yang kamu inginkan”. Kata ayah sambil mengelus janggutnya.
“Kiki janji Yah.., Kiki akan lebih rajin da tekun belajar, terimakasih Ayah”. Janji Kiki sambil memeluk Ayahnya.
Demikianlah pembahasan mengenai 18 Contoh Teks Negosiasi Berbagai Kasus (Baik & Benar) semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂