Wawancara – Pengertian, Tujuan, Jenis, Tahap dan Contoh – Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Wawancara yang dimana dalam hal ini meliputi fungsi, pengertian, tujuan, jenis, tahap dan contoh, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara 2 orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Yang tujuan dari wawancara ialah untuk mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian wawancara menurut para ahli, terdiri atas:
-
Menurut Lexy J Moleong (1991:135)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian.
-
Menurut Sutrisno Hadi (1989:192)
Wawancara adalah alat yang sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivations, serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya ; mempunyai kemampuan yang cukup besar untuk menggali masa lalu seseorang serta rahasia-rahasia hidupnya.
-
Menurut Anas Sudijono, 2012
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
-
Menurut Zainal Arifin, 2010
Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara (interviewer) atau guru dengan orang yang diwawancarai (interviewee) atau peserta didik tanpa melalui perantara, sedangkan wawancara tidak langsung artinya pewawancara atau guru menanyakan sesuatu kepada peserta didik melalui perantaan orang lain atau media. Jadi, tidak menemui langsung kepada sumbernya.
Tujuan Wawancara
Menurut Zainal (2010) tujuan wawancara adalah sebagai berikut :
- Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.
- Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
- Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.
Jenis-Jenis Wawancara
Adapun jenis-jenis wawancara yang diantaranya yaitu:
1. Wawancara Berstruktur
Wawancara terpimpin dikenal dengan istilah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. Bentuk wawancara berstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sudah direncanakan secara rinci dan jelas dan dijadikan sebagai pedoman wawancara.
Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang diperlukan, misalnya wawancara dengan peserta didik, orang tua, atau wali murid dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya.
2. Wawancara Tidak Berstruktur
Wawancara tidak terpimpin dikenal dengan istilah wawancara sederhana atau wawancara tidak berstruktur, atau wawancara bebas. Bentuk pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka. Peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaan semacam ini tidak memberi struktur jawaban kepada peserta didik karena jawaban dalam pertanyaan itu bebas. Dalam wawancara tidak berstruktur, evaluator mengajukan pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh pedoman tertentu.
Tahap-Tahap Wawancara
Adapun tahap-tahap wawancara yang diantaranya yaitu:
1. Tahapan Persiapan Wawancara
- Menentukan maksud atau tujuan wawancara “topik wawancara”.
- Menentukan informasi yang akan dikumpulkan atau didata.
- Memilih instansi atau orang-orang yang akan dijadikan sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi keterangan atau data yang diperlukan.
- Menghubungi narasumber sebelum wawancara dilaksanakan sekaligus merundingkan dengan mereka hal-hal yang berkaitan dengan teknik pelaksanaan wawancara misalnya mengenai waktu, tempat dan sebagainya.
- Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam pelaksanaan wawancara.
2. Tahapan Pelaksanaan Wawancara
a) Tahap pembukaan
- Pewawancara memperkenalkan diri sekligus mengemukakan maksud dan tujuan wawancara.
- Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturan dan kesopanan baik dalam penampilan maupun penggunaan bahasa.
- Pewawancara hendaknya berpenampilan rapi, bersih dan enak dipandang.
- Pewawancara hendaknya menggunakan tutur kata yang sopan dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.
- Supaya proses tanya jawab berlangsung dengan baik akan lebih baik apabila pewawancara mengenal lebih jauh mengenai identitas atau keterangan-keterangan yang berkenaan dengan pribadi narasumber.
- Pewawancara sebaiknya mengenal informasi pribadi yang dimiliki oleh narasumber dengan baik, mulai dari nama, keahlian sampai pada pekerjaan atau jabatannya.
b) Tahap inti
- Ajukanlah pertenyaan secara sistematis.
- Kemukakan pertanyaan itu secara jelas dan singkat.
- Jumlah pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan situasi dan waktu.
- Pertanyaan-pertanyaan disampaikan dengan ramah sehingga dapat menciptakan suasana akrab dengan orang yang diwawancarai.
- Selama proses wawancara berlangsung, pewawancara hendaknya bersikap sebagai pihak yang netral, artinya ia tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa ataupun konflik-konflik lainnya yang mungkin dikemukakan narasumber.
- Pewawancara hendaknya tidak pula mempengaruhi sikap, pendirian ataupun emosi-emosi narasumber.
- Pewawancara juga harus mempunyai kesiapan dan teknik-teknik khusus dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi misalnya jawaban yang dikemukakan narasumber dan sebagainya.
- Pewawancara hendaknya memiliki kemampuan medengar yang akurat, catatlah data penting yang dikemukakan oleh orang yang diwawancarai, apabila perekaman data menggunaklan tape recorder, hendaknya berdasarkan persetujuan narasumber terlebih dahulu. Namun demikian walaupun sudah menggunakan tape recorder sebaiknya pewawancara tetap melakukan pencatatan yang cukup berupa kata-kata kunci dari pendapat yang dikemukakan narasumber. Catatan atau kata-kata kunci itu gunanya untuk membantu pewawancara agar dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya dan membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita kaset sehingga mempermudah proses penganalisisnya.
c) Tahap penutup
- Akhiri kegiatan wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan, pewawancara hendaknya menyatakan ucapan terima kasih. Tambahkan pula pengharapannya agar kedua pihak dapat bertemu lagi pada kesempatan lain.
- Tetaplah pelihara hubungan baik dengan narasumber.
- Sebelum hasil wawancara itu diolah atau dipublikasikan sebaiknya narasumber mengetahui rekaman atau catatan dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakannya itu. Cara ini dapat meghindari kesalahpahaman di samping memberikan kesempatan kepada narasumber untuk mengoreksi kekeliruan yang mungkin terjadi dari yang telah dikatakannya.
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
Wawancara mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, kelebihan wawancara antara lain :
1. Kelebihan Wawancara
Terdiri atas:
- Dapat berkomunikasi secara langsung kepada peserta didik sehingga informasi yang diperoleh dapat diketahui objektivitasnya
- Dapat memperbaiki proses dan hasil belajar
- Pelaksanaan wawancara lebih fleksibel, dinamis, dan personal
- Memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan yang memerlukan waktu yang panjang.
- Memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas masalah dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden.
- Partisipasi responden lebih tinggi dibandingkan teknik kuesioner.
2. Kelemahan Wawancara
Adapun kelemahan wawancara antara lain sebagai berikut :
- Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak menggunakan waktu, tenaga, dan biaya.
- Adakalanya terjadi wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
- Situasi wawancara mudah dipengaruhi lingkungan sekitar.
- Menuntut penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer.
- Adanya pengaruh subyektif pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.
- Adanya pengaruh subjektifitas dari interviewer terhadap hasil wawancara.
- Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawacarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang mungkin terdapat dalam wawancara, adapun upaya-upaya untuk mengatasinya adalah :
- Kondisikan keadaan agar lebih baik sehingga tidak terpengaruh keadaan lingkungan yang kurang baik.
- Bahasa yang digunakan bisa disesuaikan dengan klien agar klien mengerti dan faham.
- Minimalkan waktu, tenaga, dan biaya yang ada.
Pedoman Wawancara
Menyusun pedoman wawancara dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
- Merumuskan tujuan wawancara.
- Membuat kisi-kisi atau layout dan pedoman wawancara.
- Menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan dan bentuk pertanyaan yang diinginkan. Untuk itu perlu diperhatikan kata-kata yang digunakan, cara bertanya, dan jangan membuat peserta didik bersifat defensive.
- Melaksanakan uji coba untuk melihat kelemahan-kelemahan pertanyaan yang disusun agar dapat diperbaiki lagi.
- Melaksnakan wawancara dalam situasi yang sebenarnya.
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara
No. | Masalah | Tujuan | Pertanyaan | BentukPertanyaan |
Format Pedoman Wawancara
No. | Aspek-aspek yang diwawancara | Ringkasan Jawaban | Ket. |
1 | |||
2 | |||
3 | |||
4 | |||
5 | |||
6 |
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Wawancara
Dalam melaksanakan wawancara, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
- Hubungan baik antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai perlu dipupuk dan dibina sehingga akan tampak hubungan yang akrab dan harmonis.
- Dalam wawancara jangan terlalu kaku, tunjukkan sikap yang bersahabat, bebas, ramah, terbuka, dan adaptasikan diri dengannya.
- Perlakukan responden itu sebagai sebagai sesama manusia secara jujur.
- Hilangkan prasangka-prasangka yang kurang baik sehingga pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara netral.
- Pertanyaan hendaknya jelas, tepat dengan bahasa yang sederhana.
Hal-Hal Mempengaruhi Hasil Wawancara
Berikut ini terdapat beberapa hal-hal mempengaruhi hasil wawancara, terdiri atas:
-
Pewawancara
Seorang pewawancara yang baik harus memenuhi persyaratan, seperti keterampilan mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman. Ia tidak ragu dan takut menyampaikan pertanyaan. Pewawancara juga harus menyampaikan pertanyaan yang, merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban, dan mencatat semua hasil wawancara tersebut. Bila persyaratan wawancara terpenuhi hasil wawancara akan bermutu.
-
Informan
Informan dapat mempengaruhi hasil wawancara karena mutu jawaban yang diberikan tergantung pada apakah dia dapat menangkap isi pertanyaan dengan tepat dan bersedia menjawabnya dengan baik. Seorang pewawancara harus bisa mengarahkan responden dan sabar menghadapinya.
-
Topik Penelitian
Topik penelitian atau daftar pertanyaan dapat mempengaruhi kelancaran dan hasil wawancara. Kesediaan responden untuk menjawab tergantung pada apakah ia tertarik pada masalah itu dan apakah topik tersebut sensitif atau tidak.
-
Situasi wawancara
Situasi wawancara adalah situasi yang timbul karena faktor-faktor waktu, tempat, ada tidaknya orang ketiga, dan sikap masyarakat pada umumnya.
Contoh Wawancara
Berikut ini terdapat beberapa contoh wawancara terdiri atas:
-
Contoh dari wawancara berstruktur
No | Pertanyaan | Pilihan Jawaban | |
Ya | Tidak | ||
1 | Apakah bagi anda mata pelajaran matematika menyenangkan ? | ||
2 | Apakah anda memiliki buku pelajaran matematika ? | ||
3 | Apakah anda pasif saat pembelajaran mata pelajaran matematika sedang berlangsung ? | ||
4 | Apakah pada saat ujian mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang tersulit ? |
2. Contoh dari wawancara tidak berstruktur
Daftar pertanyaan :
- Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak ?
- Apakah hasil panen tersebut dapat ditingkatkan lagi ?
- Bagaimana dan langkah apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan hasil panen bapak ?
Wawancara :
Siswa : Bagaimana hasil panen padi tahun ini pak ? Petani : Hasil panen tahun ini cukup baik.
Siswa : Apakah hasil panen tersebut dapat ditingkatkan lagi? Petani : Bisa, hasil panen bisa ditingkatkan lagi.
Siswa : Bagaimana dan langkah apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan hasil panen bapak ?
Petani : Untuk meningkatkan hasil panen dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk yang berkualitas, memberantas hama, serta pengairan yang cukup.
Daftar Pustaka:
-
Arifin, Z. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .
-
Erlina, E. (2014, Juni 26). Wawancara Sebagai Alat Ukur Evaluasi Belajar.
-
Dikutip Oktober 2016, dari http://ernaerlina1.blogspot.co.id/2014/06/wawancara-sebagai-alat-ukur- evaluasi.html?m=1.
-
Jurnal, S. (2013, Mei 10). Kelebihan dan Kekurangan Metode Wawancara dalam Peneletian. Dikutip Oktober 2016, dari
-
Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
-
Sudjana, D. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Demikianlah pembahasan mengenai Wawancara – Pengertian, Tujuan, Jenis, Tahap dan Contoh semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan dan semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.