Alkohol – Pengertian, Jenis, Manfaat, Tata Nama dan Sifat – DosenPendidikan.Com – Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Alkohol yang dimana dalam hal ini meliputi Pengertian Alkohol, Manfaat Alkohol, Jenis Alkohol, Sifat Alkohol dan Pengaruh Alkohol. Nah agar lebih memahami dan mengerti simak penjelasan selengkapnya dibawah ini.
Pengertian Alkohol
Alkohol adalah senyawa-senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen dalam sebuah alkana digantikan oleh sebuah gugus -OH. Alkohol memiliki ikatan yang mirip air. Alkohol terdiri dari molekul polar. Dalam senyawa alkohol, oksigen mengemban muatan negatif parsial.
Alkohol umum
- isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)- CH3, atau alkohol gosok
- etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze
- gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus.
Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi.
Sejarah Alkohol
Alkohol telah digunakan oleh orang di seluruh dunia, dalam makanan standar, untuk higienis / alasan medis, untuk relaksan dan efek euforia, untuk tujuan rekreasi, untuk inspirasi artistik, sebagai aphrodisiacs, dan untuk alasan lain.
Beberapa minuman telah diinvestasikan dengan makna simbolis atau agama mistis menyarankan penggunaan alkohol, misalnya dengan agama Yunani-Romawi di ekstatis ritual Dionysus (juga disebut Bacchus), dewa anggur dan pesta pora; dalam Kristen Ekaristi, dan pada Yahudi Sabat dan festival (terutama Paskah).
Fermentasi Minuman
Analisis kimia jejak diserap dan disimpan dalam kendi tembikar dari Neolitikum desa Jiahu, di provinsi Henan, utara Cina, telah mengungkapkan bahwa minuman fermentasi campuran beras, madu, dan buah-buahan sedang diproduksi sejak 9.000 tahun yang lalu. Ini adalah kira-kira saat yang sama bir gandum dan anggur anggur mulai dibuat di Timur Tengah.
Resep telah ditemukan di lapangan tanah liat tablet dan seni di Mesopotamia yang menunjukkan individu menggunakan sedotan untuk minum bir dari tong-tong besar dan pot. dermawan baik menggambarkan penggunaan minuman beralkohol dan konsekuensi dari penyakit mabuk dan beralkohol.
Sebagian besar masyarakat di India dan Cina, telah melanjutkan, seluruh, memfermentasi sebagian hasil panen mereka dan memelihara diri dengan produk alkohol. Namun demikian, penganut taat agama Buddha, yang muncul di India pada abad 5 dan 6 SM dan menyebar di selatan dan timur Asia, berpantang sampai hari ini, seperti saleh Hindu dan Sikh.
Di Mesopotamia dan Mesir, tempat kelahiran bir dan anggur, Islam adalah agama yang dominan sekarang, dan juga melarang minum dan bahkan penanganan minuman beralkohol.
Anggur yang dikonsumsi di Yunani klasik pada saat sarapan atau di simposium, dan pada abad ke-1 SM itu adalah bagian dari makanan yang paling Romawi warga. Namun, baik orang Yunani dan Romawi umumnya dikonsumsi diencerkan anggur (dengan kekuatan bervariasi dari 1 bagian anggur dan 1 bagian air untuk 1 bagian anggur dan 4 bagian air).
Transformasi air menjadi anggur di perkawinan di Kana adalah yang pertama dari mukjizat Yesus dalam Perjanjian Baru, dan penggunaan anggur-Nya dalam Perjamuan Terakhir mengarah ke sana menjadi bagian penting dari Ekaristi ritual di sebagian besar Kristen tradisi ( lihat Kekristenan dan alkohol).
Di Eropa pada Abad Pertengahan, bir yang dikonsumsi oleh seluruh keluarga, berkat proses fermentasi triple-orang-orang yang paling kuat, lalu perempuan, kemudian anak-anak. Sebuah dokumen menyebutkan zaman biarawati memiliki uang saku enam pint bir sehari. Cider dan anggur pomace juga tersedia secara luas, sementara anggur anggur adalah hak prerogatif dari kelas yang lebih tinggi.
Pada saat orang-orang Eropa tiba di Amerika pada abad ke-15, beberapa asli peradaban telah mengembangkan minuman beralkohol. Menurut pasca- Penaklukan Aztek dokumen, konsumsi lokal “anggur” (pulque) pada umumnya terbatas pada upacara-upacara keagamaan, tetapi bebas diperbolehkan untuk yang di atas 70 tahun.
Penduduk asli Amerika Selatan dibuat bir-seperti produk dari ubi kayu atau jagung (cauim, Chicha), yang harus dikunyah sebelum fermentasi.
Dalam rangka untuk mengubah pati menjadi gula. This chewing technique was also used in ancient Japan to make sake from rice and other Teknik mengunyah ini juga digunakan dalam kuno Jepang untuk membuat sake dari beras dan tepung lainnya tanaman.
Penggunaan obat alkohol disebutkan dalam teks-teks Sumeria dan Mesir tanggal dari 2100 SM atau lebih awal. Para Alkitab Ibrani merekomendasikan memberikan minuman beralkohol kepada orang-orang yang sekarat atau tertekan, sehingga mereka dapat melupakan penderitaan mereka (Amsal 31:6-7).
Suling Minuman
Penyulingan alkohol dapat ditelusuri kembali ke Cina, Asia Tengah dan Timur Tengah. Secara khusus, kimiawan Muslim adalah yang pertama untuk menghasilkan alkohol sulingan sepenuhnya dimurnikan. ini kemudian menyebar ke Eropa pada pertengahan abad ke-12, dan pada awal abad ke-14 itu telah menyebar di seluruh benua.
Hal ini juga menyebar ke timur, terutama disebabkan oleh Mongol, dan mulai di Cina tidak lebih dari abad ke-14. Paracelsus alkohol memberikan nama modern, mengambil dari kata Arab yang berarti “halus dibagi”, sebuah referensi untuk penyulingan.
Minuman Berakohol dalam Sejarah Amerika
Pada awal abad ke-19, Amerika telah mewarisi tradisi minum yang hangat. Banyak jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi. Salah satu alasan berat ini minum adalah suatu hal meluap-luap dari jagung pada sebelah barat perbatasan. Hal meluap-luap ini mendorong produksi luas wiski murah.
Pada saat itulah minuman beralkohol menjadi bagian penting dari diet Amerika. Pada pertengahan 1820-an, Amerika minum alkohol tujuh galon per kapita per tahun.
Selama abad ke-19, Amerika minum alkohol yang berlimpah dan meminumnya dalam dua cara yang berbeda. Satu cara adalah untuk minum sehari-hari jumlah kecil dan secara teratur, biasanya di rumah atau sendirian.
Cara lain terdiri dari binges komunal. Kelompok-kelompok orang-orang akan berkumpul di tempat umum untuk pemilihan, sidang pengadilan, milisi musters, perayaan hari libur, atau tetangga perayaan. Peserta akan biasanya minum sampai mereka menjadi mabuk.
Rumus Umum Alkohol
Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom H–nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Sehingga seperti terlihat pada tabel 4.1 rumus umum senyawa alkohol adalah R–OH dimana R adalah gugus alkil.
Jadi, rumus kimia umum alkohol, yaitu:
CnH2n+1OH
Tabel 2.1 Gugus Alkil dan Rumus Molekul Alkoholnya
untuk nilai “n” | R | Rumus Molekul Alkohol |
1 | CH3 | CH3-OH |
2 | C2H5 | C2H5-OH |
3 | C3H7 | C3H7-OH |
Strukturnya serupa dengan air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alcohol adalah gugus hidroksil. Untuk fenol mempunyai gugus yang sama dengan alcohol, tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatic. Sedangkan tiol mempunyai struktur yang sama dengan alkohol, jika oksigennya digantikan oleh belerang.
Manfaat alkohol ialah sebagai pembunuh kuman, serta sebagai penawar untuk racun metanol. Dan alkohol juga bisa digunakan sebagai bahan bakar, alkohol premir etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbondioksida dan air, baik sendiri maupun di campun dengan petrol “bensin”.
Etanol juga banyak digunakan sebagai pelarut untuk melarutkan senyawa organik yang tidak dapat dilarutkan dengan air, misalnya: parfum dan kosmetik.
Sedangkan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain, sepertu metanal atau disebut juga formaldehid, asam etanoat dan metil ester dari berbagai asam, dari senyawa-senyawa tersebut.
Selanjutnya diubah menjadi produk di industri, alkohol banyak juga digunakan sebagai bahan baku formaldehid sebagai cairan pelarut seperti vernish, sedangkan pada kendaraan bermotor alkohol metanol digunakan untuk bahan bakar mobil formula.
Tata Nama Alkohol
Penemaan senyawa alkohol dapat dilakukan dengan dua cara, antara lain:
Tata Nama Alkohol secara IUPAC
1. Rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –OH ditentukan terlebih
Selanjutnya, rantai karbon terpanjang diberi nama sesuai dengan nama rantai alkananya, tetapi akhir huruf a diganti dengan ol.
Contohnya, pentana menjadi pentanol dan heksana menjadi heksanol.
2. Penomoran dimulai dari atom C ujung yang terdekat dengan gugus –OH. CH3
3. Senyawa alkohol yang memiliki gugus alkil dan rantai terpanjangnya ekuivalen dari kedua ujungnya terhadap gugus –OH, gugus alil tersebut harus memperoleh nomor yang lebih Kecil.
Jika pada suatu rantai alkohol terdapat labih dari satu gugus alkil yang berbeda dan gugus –OH terikat pada atom C dengan posisi yang ekuivalen dari kedua ujung rantai terpanjang, penomoran dilakukan dengan menempatkan gugus alkil yang lebih besar pada atom C dengan nomor yang lebih kecil.
4. Urutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan ururtan
Tata Nama Alkohol secara Trivial
Pada tata nama alkohol cara trivial ini, urutan penulisan cabang alkil dilakukan dengan urutan panjang rantai alkil (metil, etil, propil dan seterusnya). Perhatikan contoooh berikut :
Contoh Penamaan Alkohol
Rumus Molekul | Nama IUPAC | Nama Trivial |
CH3-OH | Metanol | Metil Alkohol |
C2H5-OH | Etanol | Etil Alkohol |
C3H7-OH | Propanol | Propil Alkohol |
C4H9-OH | Butanol | Butil Alkohol |
Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus –OH, alkohol dibedakan atas alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah sebuah larutan natrium atau kalium dikromat(V)) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.
Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat(VI) direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium(III).
Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah
1. Alkohol Primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
- Oksidasi parsial menjadi aldehid
Oksidasi alkohol akan menghasilkan aldehid jika digunakan alkohol yang berlebihan, dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk.
Alkohol yang berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan etanol sebagai sebuah alkohol primer sederhana, maka akan dihasilkan aldehid etanal, CH3CHO. Persamaan lengkap untuk reaksi ini agak rumit, dan kita perlu memahami tentang persamaan setengah-reaksi untuk menyelesaikannya.
Dalam kimia organik, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organik yang terbentuk. Untuk melakukan ini, oksigen dari sebuah agen pengoksidasi
dinyatakan sebagai [O]. Penulisan ini dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sederhana:
Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan hubungan antara alkohol primer dengan aldehid yang terbentuk.
Reaksi alkohol primer menjadi aldehid
- Oksidasi sempurna menjadi asam karboksilat
Untuk melangsungkan oksidasi sempurna, kita perlu menggunakan agen pengoksidasi yang berlebih dan memastikan agar aldehid yang terbentuk pada saat produk setengah-jalan tetap berada dalam campuran.
Alkohol dipanaskan dibawah refluks dengan agen pengoksidasi berlebih. Jika reaksi telah selesai, asam karboksilat bisa dipisahkan dengan distilasi.
Persamaan reaksi sempurna untuk oksidasi etanol menjadi asam etanoat adalah sebagai berikut:
Persamaan reaksi yang lebih sederhana biasa dituliskan sebagai berikut:
Atau, kita bisa menuliskan persamaan terpisah untuk dua tahapan reaksi, yakni pembentukan etanal dan selanjutnya oksidasinya.
Reaksi yang terjadi pada tahap kedua adalah:
2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk propanon. Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah produk yang terbentuk.
Dengan menggunakan persamaan reaksi yang sederhana, yang menunjukkan hubungan antara struktur, dapat dituliskan sebagai berikut:
Jika anda melihat kembali tahap kedua reaksi alkohol primer, anda akan melihat bahwa ada sebuah atom oksigen yang “disisipkan” antara atom karbon dan atom hidrogen dalam gugus aldehid untuk menghasilkan asam karboksilat.
Untuk alkohol sekunder, tidak ada atom hidrogen semacam ini, sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3. Alkohol Tersier
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder, anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus -OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH.
Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon tersebut.
Anda perlu melepaskan kedua atom hidrogen khusus tersebut untuk membentuk ikatan rangkap C=O.
Uji Alkohol
Pertama-tama harus dipastikan bahwa larutan yang akan di uji benar-benar alkohol dengan cara menguji keberadaan gugus -OH di dalam larutan.
Juga perlu menentukan bahwa cairan tersebut adalah cairan netral, bebas dari air sehingga bereaksi dengan fosfor(V) klorida menghasilkan asap-asap hidrogen klorida yang mengandung air.
Selanjutnya tambahkan beberapa tetes alkohol ke dalam sebuah tabung uji yang mengandung larutan kalium dikromat (VI) yang telah diasamkan dengan asam sulfat encer. Tabung tersebut akan dipanaskan di sebuah penangas air panas.
Hasil untuk masing-masing jenis alkohol, antara lain:
Alkohol tersier
Untuk alkohol primer atau sekunder, warna orange larutan akan berubah menjadi hijau. Sedangkan untuk alkohol tersier tidak ada perubahan warna.
Setelah pemanasan:
Membedakan alkohol primer dan alkohol sekunder
Diperlukan aldehid (melalui oksidasi alkohol primer) atau keton (melalui oksidasi alkohol sekunder) untuk bisa membedakan antara alkohol primer dan alkohol sekunder.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh aldehid sedangkan keton tidak dapat melakukannya. Antara lain reaksi dengan pereaksi Tollens, laruan Fehling dan larutan Benedict, dan lain-lain yang akan dibahas di halaman lain.
Menurut pengalaman, uji-uji ini sedikit sulit dilakukan dan hasilnya tidak selamanya jelas seperti yang disebutkan dalam literatur. Sebuah uji yang jauh lebih sederhana namun cukup terpercaya adalah dengan menggunakan pereaksi Schiff.
Pereaksi Schiff merupakan sebuah zat warna Fuchsin yang berubah warna jika sulfur oksida dilewatkan kedalamnya. Jika terdapat sedikit aldehid, warnanya akan berubah mejadi merah keungu-unguan yang terang.
Akan tetapi, pereaksi ini harus digunakan dalam keadaan dingin, karena keton bisa bereaksi dengan pereaksi ini sangat lambat menghasilkan warna yang sama. Jika dipanaskan, maka reaksi dengan keton akan lebih cepat, sehingga berpotensi memberikan hasil yang membingungkan.
Sambil dipanaskan, campuran reaksi dalam penangas air panas, bisa dilewatkan uap yang dihasilkan melalui beberapa pereaksi Schiff.
- Jika pereaksi Schiff cepat berubah warna menjadi merah keungu-unguan, maka dihasilkan aldeih dari sebuah alkohol.
- Jika tidak ada perubahan warna dalam pereaksi Schiff, atau hanya sedikit warna pink yang terbentuk dalam beberapa menit, maka tidak dihasilkan aldehid, sehingga tidak ada alkohol.
Karena terjadi perubahan warna pada larutan kalium dikromat(VI) yang bersifat asam, maka harus terdapat lakohol sekunder.
Harus diperiksa hasil uji sesegera mungkin setelah larutan kalium dikromat (VI) berubah menjadi hijau – jika anda membiarkannya terlalu lama, maka pereaksi Schiff bisa berubah warna kembali (untuk alkohol sekunder).
Sifat-Sifat Kimia Alkohol
Berikut ini terdapat beberapa sifat-sifat kimia alkohol, antara lain:
- Mudah terbakar.
- Mudah tercampur dengan ari, hal ini karna kemiripan struktur alkohol (R-OH) dan air (H-OH).
- Berupa gas dan air jika jumlah atom karbon sebanyak satu sampai empat karbon, sedangkan jika jumlah atom karbon berjumlah lima sampai sembilan akan kental seperti minyak.
- Alkohol memiliki titik didih melebihi titik didih alkana, dikarenakan gugus fungsi-OH yang sangat polar, sehingga daya tarik menarik antar molekul menjadi sangat kuat.
- Alkohol bersifat heterepolar, panjang rantai alki mempengeryhi sifat polarnya, semakin panjang rantai alkilnya maka berkurang sifat polarnya, hal ini menjadikan berkurangnya sifat kelarutannya. Alkohol seperti metanol dan etanol menjadi mudah larut ke pelarut seperti air.
Kegunaan Alkohol
Berikut ini terdapat beberapa kegunaan alkohol, antara lain:
1. Etanol
Alkohol yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah etanol. Etanol berkadar 70% digunakan sebagai zat antiseptik, pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan industri.
Etanol berkadar 95%-96% digunakan sebagai pelarut dalam industri parfum, bat-obatan, zat warna dan kosmetik. Etanol 95%-96% ini dihasilkan melalui proses distilasi sehingga masih mengandung 4%-5% air.
Hal ini terjadi karena campuran air dan alkohol membentuk campuran azeotrop, yaitu campuran zat cair yang terdiri atas dua atau lebih senyawa yang bersifat seperti satu senyawa.
Etanol berkadar 100% (etanol absolut) dapat diperoleh dengan cara memekatkan etanol hasil distilasi dengan menggunakan zat pengikat air, seperti kalsium oksida (CaO).
Campuran etanol dan gasolin (bensin) menghasilkan bahan bakar yang disebut gohosol. Pembakaran gohosol lebih sempurna dibandingkan pembakaran bensin sehingga efisiensinya meningkat dan daya pencemarannya menurun. Dengan alasan tersebut, gohoosol dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
- Minuman
“Alkohol” yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol.
Etanol biasanya dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri yang sebenarnya merupakan sebuah etanol yang telah ditambahkan sedikit metanol dan kemungkinan beberapa zat warna.
Metanol beracun, sehingga spirit bermetil dalam skala industri tidak cocok untuk diminum. Penjualan dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi yang dikenakan untuk minuman beralkohol (khususnya di Inggris).
- Sebagai bahan bakar
Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbon dioksida dan air serta bisa digunakan sebagai bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol (bensin). “Gasohol” adalah sebuah petrol / campuran etanol yang mengandung sekitar 10 – 20% etanol.
Karena etanol bisa dihasilkan melalui fermentasi, maka alkohol bisa menjadi sebuah cara yang bermanfaat bagi negara-negara yang tidak memiliki industri minyak untuk mengurangi import petrol mereka.
- Sebagai pelarut
Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air. Sebagai contoh, etanol digunakan pada berbagai parfum dan kosmetik.
2. metanol
Matenol merupakan bahan dasar senyawa formaldehid (formalin), suatu senyawa yang digunakan sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi. Metanol juga digunakan sebagai bahan baku untuk mensintesis senyawa lain, seperti metil butirat (ester pemberi aroma apel). Selain itu, campuran metanol dan bensin menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan tinggi dengan efisiensi pembakaran yang lebih tiggi.
Meskipun banyak manfaatnya, metanol bersifat toksik (beracun) sehingga perlu berhati-hati dalam penggunaannya. Dalam jumlah yang sedikit (sekitar 15 mL), metanol dapat menyebabkan kebutaan. Dalam jumlah yang banyak (sekitar 100-200 mL), metanol dapat menyebabkan kematian.
- Sebagai bahan bakar
Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.
Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran, atau kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara diteliti).
Sebagai sebuah stok industri kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain – seperti metanal (formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam. Kebanyakan dari senyawa-senyawa selanjutnya diubah menjadi produk.
3. Spiritus
Spiritus merupakan salah satu jenis alkohol yang digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan lampu spiritus. Lampu spiritus sering digunakan untuk proses sterilisasi di laboratrium mikrobiologi. Bahan aktif spiritus adalah etanol yang dicampuri metanol, benzena, dan piridina. Karena dicampur dengan metanol yang.
bersifat toksik, spiritus pun bersifat toksik. Dengan demikian, diharapkan spiritus tidak disalahgunakan menjadi minuman keras.
Dampak Alkohol Bagi Tubuh Manusia
Berikut ini terdapat beberapa dampak alkohol bagi tubuh manusia, antara lain:
1. Konsumsi Alkohol
Alkohol (etanol,dalam konteks makanan) dioksidasi menjadi CO 2 dan H2O dalam tubuh serta menghasilkan energi sekitar 7 kkal/gr,lebih besar dari karbohidrat (sekitar 4 kkal) tetapi lebih kecil daripada lemak (sekitar 9 kkal).Konsumsi alkohol sebaiknya tidak lebih (dan mungkin kurang) dari 1 oz (sekitar 15 gr),jumlah ini tedapat dalam 2 gelas anggur kecil.
Kandungan etanol biasanya dinyatakan sebagai % dari bagian volume. Untuk memperkirakan pengmbilan alkohol dan kadar alkohol dalam plasma diperlukan perhitungan dalam satuan gr etanol (berat jenis 0.79 kg.L-1). I botol bir (0,5 L dengan 4 vol.&) mengandung 20 mL=16 gr etanol, 1 botol anggur (0,7 L drengan 10 vol.%) mengandung 70 mL= s55 gr etanol.
Kadar alkohol dalam minuman ditunjukan dengan istilah – proof‖. proof‖ yang tertulis dilabel kemasan minuman adalah sama dengan dua kali kadar miniman tersebut. Misal dalam minuman tertulis – 100 proof‖, maka minuman tesebut mempunyai kadar alkohol 50%. Alkohol murni mempunyai – proof‖ sebesar 200.
Kadar alkohol dalam darah ditentukan oleh jumlah dan kecepatan konsumsi etanol serta laju metabolisme. Katika kadar alkohol dalam darah mencapai 0,05%, efek depresan dari alkohol mulai bekerja. Pad kadar 0,1%, syaraf-syaraf motorik mulai terpengaruh. Pada kadar 0,2% dalam darah, syaraf motorik seorang mengalami kelumpuhan dan keadaan emosi yang terganggu.sedangkan dalam kadar 0,3% dapat menyebakan kolaps.
Kemudian dengan kadar 0.4%-0,5% dalam darah, orang akan berada dalam keadaan koma, serta beberapa bagian otak yang mengatur detak jantung dan pernafasan akan terganggu sehingga dapat menimbulkan kematian.
Pada beberapa negara bagian di amerika Serikat, kadar mabuk didefinisikan sebagai kadar alkohol mencapai 0,1% di dalam darah. Sedangkan dalam Undang-Undang mengenai keamanan berkendaraan di jalan raya di beberapa negara bagian AS, keadaan mabuk bahkan didefinisikan lebih rendah lagi, yaitu sekitar 0,05.
Etanol diserap dengan cepat melalui difusi. Kadar etanol maksimum di dalam darah sudah tercapai dalam waktu 60-90 menit setelah minum alkohol.
Kecepatan penyerapan tentu saja tergantung dari berbagai faktor lambung yang kosong, minuman panas (seperti grog), adanya gula dan karbohidrat (seperti dalam champagne) merangsang penyerapan etanol, sedangkan makanan yang sukar dicerna menghambatnya. Didalam organisme, etanol sangat cepat didistribusikan.
Otot dan otak banyak menerima etanol, sebaliknya jaringan lemak sedikit. Dengan kata lain, 70% dari tubuh siap tersedia sebagai ruang distribusi bagi etanol. Jadi, penyerapan yang cepat dan sempurna dari etanol yang terdapat dalam suatu botol bir (16 gr), pada seorang yang berat tubuhnya 70 kg (distribusi dalam 70 kg.70/100=49 kg) menyebabkan suatu kadar etanol dalam darah sebesar 16 gr/49kg=0,33permil (7,2 mM). Konsentrasi etanol yang letal adalah sebesar kurang lebih 3,5 promol (76 mM).
2. Efek fisiologis etanol
Etanol dapat menyebabkan hipersensitivitas. Hipersensitivitas adalah reaksi imun yang patologis, terjadi akibat respon imun yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan tubuh. Reaksi hipersensitivitas dibagi berdasarkan waktu dan mekanismenya.
Berdasarkan waktu, hipersensitivitas dibagi menjadi 3 bagian: reaksi cepat, intermediet, dan lambat. Adapun berdasarkan mekanismenya, menurut Robert Coombs dan Philip HH Gell (1963) dibagi menjadi: tipe I,tipe II, tipe III,dan tipe IV.
Jenis hipersensitivitas | Mekanisme imun
patologik |
Mekanisme kerusakan
jaringan dan penyakit |
Tipe I Hipersensitivitas cepat |
IgE |
Sel mast dan mediatornya
(amin vasoaktif,mediator lipid,sitokin) |
Tipe II Reaksi melalui antibodi |
IgM,IgG terhadap permukaan sel atau matriks antigen ekstraseluler |
Opsonisasi dan fagositosis sel. Pengerahan leukosit (neutrofil, makrofag) atas pengaruh komplemen dan FcR Kelainan fungsi selular (misalnya dalam sinyal
reseptor hormon) |
Tipe III Kompleks imun | Kompleks imun (antigen
dalam sirkulasi dan IgM |
Penerahan dan aktivasi
leukosit |
atau IgG) | ||
Tipe IV (melalui sel T) Tipe IVa
Tipe Ivb |
CD4+: DTH CD8+:CTL | Aktivasi makrofag, inflamasi atas pengaruh sitokin membunuh sel sasaran direk, innflamasi
atas pengaruh sitokin. |
- Vasodilatasi
Vasodilatasi adalah pembesaran lumen pembuluh darah akibat relaksasi otot polos sirkuler pembuluh tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi vasodilatasi:
- Penurunan aktivitas
- Penurunan O2.
- Peningkatan CO2.
- Stimulasi
Pada pemicu,vasodilatasi disebabkan penggabungan asetaldehid dan protein plasma. Antigen ini merangsang IgE dengan bantuan sel Th. IgE diikat oleh sel mast atau basofil melalui reseptor Fcε. Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka anntigan tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan sel mast atau basofil.
Akibat ikatan antigen- IgE,sel mast /basofil mengalami degranulasi dan melepas mediator yang preformed antara lain histamin yang menimbulkan gejala reaksi hipersensitivitas tipe I. Histamin merupakan vasodilator yang dapat menimbulkan vasodilatasi pada arteriol dan peningkatan permeabilitas kapiler .
- Kemerahan pada muka
IgE yang biasanya dibentuk dalam jumlah sedikit, segera diikat oleh sel mast atau basofil. IgE yang sudah ada pada permukaan sel mast,akan menetap untuk beberapa minggu.
Sensitasi dapat pula terjadi secara pasif bila serum (darah) orang yang alergi dimasukkan ke dalam kulit atau sirkulasi orang normal., reaksi yang terjadi ini dapat berupa eritema (kemerahan oleh karena dilatasi). Kemerahan pada muka dalam pemicu ini diasosiasikan dengan eritema.
- Takikardi
Vasodilatasi dalam arteriol menyebabkan tekanan dalam arteriol menurun, sehingga menyebabkan rangsangan terhadap saraf simpatis untuk menstimulasi nodus SA. Jika dalam keadaan normal nodus SA ini sebagai pemacu jantung karena memiliki kecepatan depolarisasi spontan tertinggi.
Ketika nodus SA mencapai ambang terbentuk potensial aksi yang menyebar keseluruh jantung dan menginduksi jantung berkontraksi atau berdenyut, hal i ni berlangsung sekitar 70 kali /menit, sehingga kecepatan denyut jantung rata-rat adalah 70 kali/menit.
Pada keadaan tertentu, keadaan denyut jantung selalu ditentukan terutama oleh keseimbangan antara efek inhibitorik saraf vagus dan efek stimulatorik saraf simpatis jantung. Pada keadaan istirahat, lepas muatan parasimpatis yang dominan.
Pada kenyataannya, jika semua saraf otonom ke jantung dihambat, kecepatan denyut jantung akan meningkat dari nilai rata-rata 70 denyut/menit menjadi sekitar 100 denyut/menit, yaitu kecepatan inheren Nodus SA membentuk potensial aksi apabila tidak dipengaruhi oleh persyarafan apapun.
Perubahan kecepatan denyut jantung melebihi tingkat istirahat ini kedua arah dapat terjadi akibat pergeseran keseimbangan pada stimulasi saraf otonom.
Kecepatan denyut jantung meningkat oleh peningkatan aktivitas simpatis yang diiringi oleh penurunan aktivitas parasimpatis. Walaupun kontrol kecepatan denyut jantung terutama ditentukan oleh persyarafan otonom, faktor-faktor lain juga berpengaruh.
Salah satu yang terpenting adalah epinefrin, suatu hormon yang disekresikan ke dalam darah dari kelenjar adrenal setelah dirangsang oleh saraf simpatis dan bekerja di jantung, serupa dengan nor-epinefrin untuk meningkatkan kecepatan denyut jantung. Dengan demikian, epinefrin memperkuat efek langsung sistem saraf simpatis pada jantung.
3. Penyakit Jantung
Salah satu studi menemukan bahwa pria yang minum alkohol dalam jumlah moderat tiga atau lebih kali seminggu naik sampai 35% lebih sedikit kemungkinan untuk mendapat serangan jantung dibandingkan non-peminum, dan orang-orang yang meningkatkan konsumsi alkohol dengan satu gelas sehari selama 12 tahun penelitian memiliki risiko 22% lebih rendah serangan jantung.
Asupan sehari-hari dari 1 atau 2 unit alkohol (atau setengah ukuran reguler penuh segelas anggur) adalah berhubungan dengan rendahnya risiko penyakit jantung koroner pada pria lebih dari 40 dan wanita yang telah mengalami menopause. Namun, mabuk setidaknya sebulan sekali menempatkan perempuan pada peningkatan secara signifikan risiko serangan jantung, meniadakan salah satu potensi alkohol efek perlindungan.
Peningkatan umur panjang hampir seluruhnya hasil menurunkan penyakit jantung koroner.
4. Demensia
Moderat jangka panjang atau jangka pendek yang berlebihan (pesta) minum telah dikaitkan dengan demensia; diperkirakan bahwa antara 10% sampai 24% dari kasus demensia disebabkan oleh konsumsi alkohol, dengan wanita berada di risiko yang lebih besar daripada laki-laki.
Konsumsi alkohol tidak membunuh sel-sel otak melainkan kerusakan dendrit, yang bercabang ujung sel saraf yang membawa pesan ke dalam sel. Alkohol dilates saluran dalam struktur selular yang mengatur aliran kalsium, menyebabkan kelebihan kalsium mengalir ke dalam sel dan merangsang peningkatan aktivitas.
Ini tidak membunuh seluruh sel, tetapi menyebabkan hilangnya segmen akhir, menyebabkan hilangnya sinyal yang masuk dan oleh karena itu perubahan dalam fungsi otak. Sebagian besar kerusakan ini bersifat sementara, tetapi proses pemulihan perubahan struktur sel saraf secara permanen.
Pada orang berusia 55 dan berakhir, setiap hari minum ringan hingga sedang (satu sampai tiga gelas minuman) dikaitkan dengan 42% penurunan kemungkinan mengembangkan demensia, dan 70% pengurangan risiko demensia vaskular. Para peneliti menyarankan alkohol dapat merangsang pelepasan asetilkolin di hipokampus otak daerah.
5. Kanker
Konsumsi alkohol telah dihubungkan dengan tujuh jenis kanker: kanker mulut, kanker faring, kanker esofagus, kanker laring, kanker payudara, kanker usus dan kanker hati. Risiko kanker meningkat bahkan dengan konsumsi moderat sedikit sebagai 3 unit alkohol (satu pint bir atau segelas besar anggur) per hari. Berat peminum lebih cenderung untuk mengembangkan kanker hati karena sirosis hati.
Sebuah studi global menemukan bahwa 3,6% dari semua kasus kanker di seluruh dunia yang disebabkan oleh minum alkohol, menyebabkan 3,5% dari semua kematian akibat kanker global. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa alkohol menyebabkan sekitar 6% dari kematian akibat kanker di Inggris, membunuh lebih dari 9.000 orang per tahun.
Wanita yang rendah untuk secara teratur mengkonsumsi alkohol dalam jumlah moderat memiliki peningkatan risiko kanker saluran pencernaan bagian atas, rektum, hati, dan payudara. Bagi laki-laki dan perempuan, mengkonsumsi dua atau lebih minuman harian meningkatkan risiko kanker pankreas sebesar 22%.
Anggur merah mengandung resveratrol, yang memiliki beberapa efek anti kanker pada sel-sel laboratorium Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, tidak ada bukti kuat bahwa anggur merah dapat melindungi terhadap kanker pada manusia.
6. Diabetes
Konsumsi sehari-hari dari sejumlah kecil etanol murni oleh para perempuan tua dapat memperlambat atau mencegah timbulnya diabetes dengan menurunkan tingkat gula darah. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa penelitian yang digunakan murni etanol, dan bahwa minuman beralkohol sehari-hari mengandung aditif , termasuk gula, yang akan meniadakan efek.
Orang dengan diabetes harus menghindari minuman manis, manis anggur, dan minuman keras.
7. Alkoholisme
Kecenderungan untuk alkoholisme diyakini sebagian genetik; individu dengan kecenderungan semacam itu mungkin memiliki respon biokimia berbeda alkohol, meskipun hal ini diperdebatkan.
Kecanduan alkohol juga dapat menyebabkan kekurangan gizi karena dapat mengubah pencernaan dan metabolisme dari kebanyakan gizi. Kekurangan tiamin parah terjadi karena kekurangan folat, riboflavin, vitamin B 6 dan selenium dan dapat menyebabkan sindrom Korsakoff. Kram otot, mual, kehilangan nafsu makan, gangguan syaraf dan depresi adalah beberapa gejala umum.
Ini dapat juga mengakibatkan osteoporosis dan patah tulang karena kekurangan vitamin D (vitamin D membantu penyerapan kalsium).
8. Stroke
Sebuah studi menemukan bahwa seumur hidup abstainers itu 2,36 kali lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada mereka yang minum jumlah moderat secara teratur. Peminum berat adalah 2,88 kali lebih mungkin untuk mengalami stroke daripada peminum moderat.
Demikianlah pembahasan mengenai Alkohol – Pengertian, Jenis, Manfaat, Tata Nama dan Sifat semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
Baca Juga: