Huruf Adalah – Pengertian, Sejarah, Jenis, Fungsi Dan Contohnya – Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar, bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran bahasa Indonesia diajarkan kepada murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya (kurikulum pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran.
Salah satu tujuan pokoknya adalah murid mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami proses belajar mengajar di sekolah. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur- unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam makalah ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf, dan penulisan kata pada bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan.
Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Huruf yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, sejarah dan fungsi, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.
Sejarah Huruf
Karena sulit untuk mengumpulkan informasi pada zaman sebelum masehi, maka ada banyak sumber tentang kapan pertama kali huruf berbentuk. Tetapi teori yang paling kuat adalah Teori Mesir Kuno, sekitar Tahun 4000 sebelum Masehi teks berupa tulisan yang terdiri dari beberapa huruf sudah ada di Mesir. Buktinya dapat ditemukan pada perpusatakan tertua di Mesir, Huruf yang dipakai oleh orang-orang mesir saat itu dikenal dengan Sistem Huruf Hiroglif, Konon katanya sistem Hiroglif ini terdiri dari 22 huruf.
Tetapi ada juga sumber yang mengatakan bahwa sistem huruf pertama kali dipakai oleh Bangsa Sumeria “yang sekarang dikenal dengan irak” sekitar 3000 tahun yang lalu. Sistem yang dipakai oleh bangsa ini disebut dengan sistem huruf paku.
Kita tahu bahwa pada masa itu masih terjadi perang yang dimana memperebutkan kekuasan sehingga ketika Bangsa Sumeria dikalahkan oleh bangsa lain, tulisan dan sistem huruf mereka juga diambil alih, pada akhirnya bangsa Babilonia, persia dan bangsa lain juga mengenal sistem huruf-huruf paku tadi.
Nah sedangkan sistem huruf yang kita pakai saat ini dikenal dengan sistem huruf Alfabet “Alphabet”, sistem huruf ini awalnya berasal dari bahasa yang dipakai bangsa semit. Secara bahasa kata alphabet berasal dari dua kata yaitu Aleph “Sapi Jantan” dan Beth “Rumah” kemudian sistem alfabet ini berkembang ke Jazirah Arab, Asia dan Eropa.
Awalnya sistem alfabet terdiri dari 23 huruf yang sangat sederhana kemudian dikembangkan oleh bangsa Yunani dengan merapkan bentuk-bentuk geometris untuk masing-masing huruf “termasuk penerapan membaca dari kiri ke kanan”, sampai akhirnya sistem alfabet ini disempurnakan oleh bangsa Romawi hingga menjadi 26 huruf dan dengan simbol-simbol yang kita kenal saat ini.
Pengertian Huruf
Huruf merupakan satuan terkecil berupa bentuk atau lambang dari suatu sistem tulisan. Huruf yang dipakai dalam bahasa Indonesia merupakan sistem 26 huruf “dalam alfabet latin modern” ada juga sistem huruf yang berbeda, misalnya sistem 47 huruf dalam Hiragana “bahasa Jepang”. Masing-masing huruf memiliki suatu bunyi yang menjadi makna lambangnya, nah bunyi tersebut disebut fonem huruf.
Fungsi Huruf
Huruf digunakan untuk membentuk kata sehingga memiliki arti dan dapat mewakili sesuatu yang ingin disampaikan. Bisa dikatakan bahwa huruf merupakan komponen yang membantu manusia dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain, bayangkan saja jika tidak ada huruf, pasti kita akan sangat kesulitan dalam menyampaikan informasi.
Jenis-Jenis Huruf
Huruf dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan bunyinya menjadi beberapa macam yaitu:
-
Jenis Huruf Berdasarkan Bentuknya
- Huruf Fonemis
Yaitu huruf yang melambangkan satu bunyi seperti huruf latin. - Huruf Silabis
Yaitu huruf yang melambangkan satu suku kata seperti huruf Jepang atau aksara Jawa. - Huruf Logograf Atau Idiograf
Yaitu huruf yang melambangkan bunyi satu kata seperti huruf Cina. - Huruf Piktograf
Yaitu bunyi huruf yang dilambangkan dalam bentuk gambar atau lukisan peristiwa seperti relief manusia prasejarah.
-
Jenis Huruf Berdasarkan Bunyinya
- Huruf Vokal
Yiatu bunyi yang tidak disertai hambatan pada alat bicara, hambatan hanya terdapat pada pita suara, tidak pada artikulator, jadi udara yang keluar dari paru-paru melewati pita suara dan tidak ada artikulator atau alat ucap yang menghambat seperti bibir, gigi ataupun lidah. Yang termasuk bunyi vokal ialah a,i, u, e, o, é. - Huruf Konsonan
Yaitu bunyi yang dibentuk dengan menghambat arus udara yang keluar dari paru-paru. Hambatan dapat terjadi pada sebagian alat bicara, seperti hambatan pada dua bibir pada bunyi B, hambatan pada ujung lidah dengan menyentuh belakang gigi depan atas pada bunyi T dan sebagainya. - Huruf Semivokal
Yaitu bunyi huruf antara vokal dan konsonan, dalam kamus besar bahasa Indonesia, semivokal didifinisikan sebagai bunyi bahasa yang mempunyai ciri vokal ataupun konsonan, bunyi ini mempunyai sedikit geseran dan tidak muncul sebagai inti suku kata, yang termasuk bunyi semivokal ialah bunyi y dan w.
- Huruf Abjad
Huruf abjad ada dua puluh enam huruf, yaitu:
a, b, c, d, e, f, g, h, i, j,k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u v, w, x, y, z.
Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri atas huruf a, e*, i, o, dan u.
Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen ( „ ) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
Misalnya :
Di mana kecap itu dibuat? Coba kecap dulu makanan itu.
Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Gabungan Huruf Konsonan
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Huruf Kapital
- Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat dan petikan
Misalnya:
Dia membaca buku
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk
Misalnya:
Islam, Kristen, Quran, Alkitab.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan, jabatan, instansi yang diikuti nama orang atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik Gubernur Jawa Tengah
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama Misalnya:
Amir Hamzah Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam bahasa Belanda), von (dalam bahasa Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya:
J.J de Hollander Vasco da Gama
Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini Siti Fatimah binti Salim
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan Misalnya:
bangsa Eskimo bahasa Indonesia
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
Misalnya:
tahun Hijriah
bulan Maulid
bulan Agustus
hari Galungan
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa Misalnya:
Perang Dunia I
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai
Misalnya:
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri geografi.
Misalnya:
Jawa Barat
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri
Misalnya:
Bukit Barisan Gunung Semeru
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan
Misalnya:
ukiran Jepara tari Melayu
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau dan
Misalnya:
Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) didalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah. Kecuali, kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi
Misalya:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama
Misalnya:
Dr. Doktor Catatan:
Gelar akademi dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Adik bertanya, “itu apa, Bu?” Besok Paman akan datang.
- Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan ataun penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu.
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan. Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda sudah kami terima dengan baik.
Huruf Miring
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
Misalnya:
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
Misalnya:
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
- Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
- ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya:
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
Huruf Tebal
- Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan
Misalnya:
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian Bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
Tujuan
Daftar, indeks, dan lampiran:
Daftar Isi Daftar Tabel
- Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan
Misalnya:
kalah v 1 tidak menang …2 kehilangan atau merugi…; 3 tidak lulus …; 4 tidak menyamai.
Baca Juga :
Penulisan Kata
- Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar di tulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:
Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
-
Kata Turunan
- Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) di tulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya :
Berjalan, dipermainkan, gemetar, kemauan, lukisan, petani.
- Imbuhan di rangkaiakan dengan tanda hubung jika di tambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya :
Mem-PHP-kan, di- PTUN-kan, di-upgrade, me-recall.
- Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
Misalnya :
Bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.
- Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu di tulis
Misalnya :
Dilipatgandakan Menyebarluaskan
- Jika salah satu unsur gabungan kata hanya di pakai dalam kombinasi, gabungan kata itu di tulis
Misalnya :
Adipati
Dwiwarna
Paripurna
Aerodinamika
Ekawarna
Poligami
Catatan :
- jika bentuk terikat di ikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, tanda hubung (-) di gunakan di antara kedua unsur
Misalnya :
non-Indonesia, pan-Afrikanisme, pro-Barat.
- Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang di ikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu di tulis terpisah dan unsur-unsurnya di mulai dengan huruf kapital. Misalnya :
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
- Jika kata maha sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan di ikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu di tulis
Misalnya :
Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.
- Bentuk-bentuk terikat dari bahasa asing yang di serap kedalam bahasa indonesia seperti
pro, kontra, dan anti, dapat di gunakan sebagai bentuk dasar.
Misalnya :
Sikap masyarakat yang pro lebih banyak dari pada yang kontra.
Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.
- Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan di tulis serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi di tulis terpisah jika diikuti oleh bentuk
Misalnya :
Taktembus cahaya, tak bersuara, tak terpisahkan.
Bentuk Ulang
- Bentuk ulang di tulis dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya. Misalnya :
Anak-ana
mata-mata
Berjalan-jalan
menulis-nulis
Catatan :
- Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan menggunakan unsur utama saja. Misalnya :
Surat kabar – > Surat-surat kabar Kapal barang – > kapal-kapal barang
- Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva ditulis dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang
Misalnya :
Orang besar – > Orang-orang besar / Orang besar-besar
- Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. Misalnya :
Kekanak-kanakan, perundang-undangan, melambai-lambaikan, di besar-besarkan, memata-matai.
Catatan :
Angka 2 dapat di gunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah.
Misalnya :
Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru. Kami mengundang orang2 yang berminat saja.
Gabungan Kata
- unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah. Misalnya :
duta besar
model linear
kambing hitam
orang tua
- Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian unsur yang
Misalnya :
anak – istri Ali
anak istri – Ali
ibu – bapak kami
ibu bapak – kami
Suku Kata
- Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan dengan sebagai
- Jika ditengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal
Misalnya :
Bu-ah Ma-in
- Huruf diftong ai,au, dan oi tidak di Misalnya :
Pan-dai, au-la, sau-da-ra,am-boi
- Jika ditengah kata dasar ada huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) diantara dua buah huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan
Misalnya :
Ba-pak, la-wan, de-ngan,ke-nyang, mu-ta-khir, mu-sya-wa-rah.
- Jika ditengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan antara kedua huruf konsonan
Misalnya :
Ap-ril, cap-lok, makh-luk, man-di, sang-gup, som-bong, swas-ta
- Jika ditengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya dilakukan diantara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
Misalnya :
Ul-tra, in-fra, ben-trok, in-stru-men.
Catatan :
- gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak Misalnya :
Bang-krut, bang-sa, ba-nyak, ikh-las, kong-res, makh-luk,masy-hur, sang-gup.
- pemenggalan kata tidak boleh menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) diawal atau akhir
Misalnya :
Itu -> i-tu Setia – > se-ti-a
- Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan diantara bentuk dasar dan imbuhan atau partikel
Misalnya :
Ber-jalan, mem-bantu, di-ambil, ter-bawa, per-buat, makan-an, letak-kan, me-rasa– kan, pergi-lah.
catatan :
- pemggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata
Misalnya :
Me-nu-tup, me-ma-kai, me-nya-pu, me-nge-cat, pe-no-long, pe-mi-kir, pe-nga-rang, pe-nye-but, pe-nge-tik.
- akhiran – i tidak dipisahkan pada pengantian
- pemenggalan kata berisisipan dilakukan seperti pada kata Misalnya :
Ge-lem-bung, ge-mu-ruh, ge-ri-gi, si-nam-bung, te-lun-juk.
- pemenggalan tidak dilakukan pada suku kata yang terdiri atas satu vokal. Misalnya :
Beberapa pendapat mengenai masalah itu telah disampaikan…. Walaupun cuma-cuma, mereka tidak mau ambil makanan itu.
- Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan diantara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata
Misalnya :
Bio-grafi => bi-o-gra-fi
Intro-speksi => in-tro-spek-si
- Nama orang badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal pada akhir baris diantara unsur-unsurnya ( tanpa tanda pisah ). Unsur nama yang berupa singkatan tidak
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim di anggap sebagai suatu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya :
Bermalam sajalaha di sini. Mari kita berangkat ke kantor. Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan :
Kata-kata yang di cetak miring dalam kalimat seperti bawah ini di tulis serangkai. Misalnya :
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.. Dia masuk, lalu keluar lagi
Partikel
- Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu? Apatah gunanya bersedih hati?
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang Misalnya :
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.. Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Catatan :
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
Baik laki-laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi. Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri.
- Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟, atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata yang
Misalnya :
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu. Harga kain itu Rp. 50.000,00 per helai.
- Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 januari.
Catatan :
Partikel per dalam bilangan pecahan yang di tulis dengan huruf dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Singkatan dan Akronim
- Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau
- Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan
Misalnya :
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
M.B.A. Master of Business Administration
- Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf awal kata di tulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda
Misalnya :
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
- Singkatan kata berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik. Misalnya :
Kpd. Kepada
Hlm. Halaman
- Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda titik. Misalnya :
Dll. Dan lain-lain
Dsb. Dan sebagainya Catatan :
Singkatan itu dapat digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat dan kuliah.
- Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam surat menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda
Misalnya :
a.n. atas nama
u.p. untuk perhatian
- Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda dengan
Misalnya :
Cu => Kuprum
Cm => Sentimeter
- Akronim ialah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah
- Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda
Misalnya :
LIPI => Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PASI=> Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
- Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya :
Bulog = > Badan Usaha Logistik
Bappenas => Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih tulisan dengan huruf
Misalnya:
Pemilu pemilihan umum
Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
Catatan:
Jika pembentukan akronim dianggap perlu, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut:
- Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata).
- Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim agar mudah diucapkan dan
Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Bukuku, bukumu, dan bukunya tesimpan diperpustakaan.
Catatan:
Kata-kata ganti itu (-ku, -mu, dan –nya) dirangkaikan dengan tanda hubung apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali dengan huruf kapital.
Misalnya :
KTP-mu, SIM-mu, dan STNK-mu.
Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli.
Catatan:
Huruf awal si dan sang dengan huruf kapital kata-kata itu diperlakukan sebagai unsur nama diri.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada Sang Kancil.
Dalam cerita itu Si Buta dari Goa Hantu berkelahi dengan musuhnya.
Demikianlah pembahasan mengenai Huruf Adalah – Pengertian, Sejarah, Jenis, Fungsi Dan Contohnya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.